Go-Jek Segera Sandang Status Decacorn

Kemitraan strategis yang terjalin antara Astra dan GOJEK diharapkan dapat memaksimalkan potensi Indonesia. (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Penyedia layanan on-demand Go-Jek menutup paruh pertama penggalangan dana US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28,1 triliun yang dibuka sejak tahun lalu. Dengan tambahan modal sebesar US$ 920 juta atau setara Rp 12,9 triliun yang sudah masuk kantong, Go-Jek kini makin mendekati status decacorn.

Tambahan modal itu diperoleh dari investor lama Go-Jek, yakni Google, Tencent, dan JD.com. Berdasarkan informasi yang diterima TechCrunch, pendanaan tersebut bakal diumumkan pekan ini.

Pendanaan ini akan digunakan untuk mendukung ekspansi Go-Jek ke empat negara yakni Vietnam, Thailand, Singapura, dan Filipina. “Pendanaan ini membuat valuasi Go-Jek mencapai US$ 9,5 miliar atau sekitar Rp 133,7 triliun,” demikian kata seorang sumber dikutip dari TechCrunch, belum lama ini.

Hanya saja, Go-Jek enggan berkomentar perihal perolehan tambahan modal tersebut. Dengan nilai pendanaan itu maka Go-Jek semakin dekat menjadi decacorn atau startup bervaluasi lebih dari US$ 10 miliar.

Sementara itu pesaingnnya, Grab sudah menjadi decacorn di Asia Tenggara. Grab menargetkan putaran pendanaan seri H yang sedang berlangsung mencapai US$ 5 miliar atau sekitar Rp 72,5 triliun. Target tersebut meningkat dibanding awal sebesar US$ 3 miliar atau Rp 43,5 triliun.

Putaran pendanaan seri H ini berlangsung sejak Juni 2018. Sejauh ini, investor seperti Toyota, Microsoft, Booking Holdings dan Yamaha Motors turut dalam pendanaan ini. Bahkan, nilai investasi dari keempatnya mendekati US$ 3 miliar.

Pada pertengahan Desember lalu, Grab sempat mengatakan, sudah mengantongi investasi sebesar US$ 2,7 miliar. Lalu, ada tambahan US$ 150 juta dari Yamaha.

STEVY WIDIA

Exit mobile version