Google Cloud Luncurkan Beragam Inovasi Untuk Infrastruktur Terbuka dan Ramah Lingkungan

cloud computing

Teknologi cloud computing (Foto: Ilustrasi/istimewa)

youngster.id - Google Cloud mengumumkan serangkaian inovasi yang berfokus untuk memecahkan masalah bisnis paling mendesak di berbagai industri. Inovasi tersebut termasuk infrastruktur cloud terbuka Google Cloud yang membantu perusahaan menjalankan aplikasi-aplikasi vital sesuai kebutuhan mereka, serta solusi bebas karbon baru untuk membantu setiap perusahaan membangun masa depan yang lebih ramah lingkungan.

“Setiap perusahaan di masa kini adalah perusahaan teknologi dan mereka memanfaatkan kekuatan data, kecerdasan buatan, dan pengalaman digital untuk unggul di industri masing-masing. Pada akhirnya, organisasi yang sukses nantinya adalah mereka yang tidak hanya memperhatikan aspek infrastruktur seperti penyimpanan dan komputasi, tetapi juga menggunakan cloud untuk mengubah cara segenap perusahaan berkolaborasi dan berinovasi,” jelas Megawaty Khie, Country Director, Google Cloud Indonesia dalam keterangan pers Google Cloud Next ’21, Sabtu (16/10/2021)

Megawaty menjelaskan, untuk membantu organisasi mempercepat penerapan cloud mereka di mana pun lokasinya, Google menghadirkan Google Disgtributed Cloud. Ini sebuah portfolio berisi solusi hardware dan software yang terkelola sepenuhnya untuk memperluas jangkauan infrastruktur dan layanan Google Cloud ke lokasi edge dan pusat data.

Produk-produk pertama di portofolio ini dibangun di Anthos, sebuah platform berbasis open-source yang menyatukan manajemen infrastruktur dan aplikasi on-premise, edge, dan berbagai cloud publik sekaligus menawarkan pengoperasian yang konsisten dalam skala besar.

Sebagai cloud paling bersih di industri, Google Cloud juga  meluncurkan sejumlah inovasi untuk membantu pelanggan segera mengambil tindakan demi menghambat perubahan iklim.

Seperti Carbon Footprint  yang tersedia tanpa biaya untuk setiap pelanggan di Cloud Console agar dapat melaporkan emisi karbon yang terkait dengan penggunaan dan tindakan Google Cloud Platform mereka, kemudian melacak dan melaporkan progres yang dicapai berdasarkan sasaran iklim masing-masing.

Selain itu, Google Earth Engine sekarang tersedia dalam versi pratinjau sebagai bagian dari Google Cloud Platform. Dipadukan dengan produk yang didukung teknologi geospasial lainnya seperti BigQuery, Cloud AI, dan Google Maps Platform, Earth Engine memungkinkan perusahaan untuk melacak, memantau, dan memprediksi perubahan permukaan Bumi karena peristiwa cuaca ekstrem atau aktivitas manusia, membantu mereka menghemat biaya operasional, mencegah dan mengelola risiko dengan lebih baik, dan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi ancaman perubahan iklim.

“Memadukan berbagai kemampuan terbaik Google, penawaran ini akan mengemas data, insight, dan fungsi Earth Engine yang unik ini dengan keandalan dan pengalaman kelas perusahaan yang terkelola sepenuhnya,” ucapnya.

Ada juga Unattended Project Recommender,fitur baru yang menggunakan machine learning untuk mengidentifikasi project yang mungkin terabaikan, melaporkannya sehingga organisasi dapat memilih untuk menghapusnya dengan mudah, mengurangi emisi karbon, menghemat uang, dan meminimalkan risiko keamanan.

“Sebagai partner transformasi bagi pelanggan, kami sangat berfokus untuk memberikan platform data dan analisis terbaik, solusi software yang tepat, dan platform tepercaya, serta alat-alat terbaik untuk mendukung lingkungan kerja hybrid — sekaligus berusaha mengatasi tantangan paling mendesak Bumi. Semua aspek transformasi harus diperbaiki, dan penyedia cloud harus bertanggung jawab untuk menawarkan solusi terbaik di setiap segi, bukan sekadar menggunakan ulang teknologi lama di platform baru,” pungkas Megawaty.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version