youngster.id - Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), Google meluncurkan situs untuk pengembang Fuchsia, yang diberi nama Fuchsia.dev. Fuchsia merupakan sistem operasi (operating system), yang disebut-sebut bakal menggantikan Android.
Google juga telah membangun tim untuk mengembangkan Fuchsia OS, yang terdiri dari 100 orang lebih. “Google meluncurkan Fuchsia.dev kemarin (28/6),” demikian dikutip dari Phone Arena, belum lama ini.
Situs tersebut akan membantu Google dalam menyebarluaskan informasi terkait Fuchsia. Dengan begitu, pengembang bisa mempelajari detail tentang Fuchsia. Google menyadari bahwa Android OS kemungkinan bakal hilang, seperti Symbian dan BlackBerry. Karena itu, Google mengembangkan Fuchsia OS. Sistem operasi ini sudah dikembangkan Google sejak 2016
Mengutip dari Android Authority, Fuchsia menggunakan mikrokernel yang disebut Zircon. Kernel atau perangkat lunak yang menjadi bagian utama dari OS ini lebih kecil dari Linux. Kernel Linux digunakan di Android dan Chrome OS. Zircon dikembangkan oleh coder atau penerjemah bahasa pemrogaman komputer bernama Travis Geiselbrecht, yang juga menciptakan kernel NewOS yang mendukung OS Haiku. Dengan kernel Zircon ini, Fuchsia memiliki kemampuan untuk beroperasi di ponsel pintar (smartphone), tablet dan komputer.
Fuchsia rencananya akan diinstal pertama kali untuk perangkat rumah pintar, seperti pengeras suara atau speaker.
“Kami melihat pandangan baru tentang sistem operasi. Fuchsia adalah tentang mendorong seni di dalam sistem operasi. Kami dapat menyematkan Fuchsia ke produk lain (selain ponsel),” ujar Kepala Android dan Chrome Hiroshi Lockheimer saat menjadi pembicara dalam konferensi pengembang I/O Google, Mei lalu.
Dengan kata lain, Fuchsia bisa mengantisipasi perkembangan teknologi seperti Internet of Things (IoT). Sebab, OS ini bisa terintegrasi dengan IoT yang digunakan di rumah pintar. Jika Fuchsia berhasil digunakan di perangkat rumah pintar, OS ini akan disematkan di smartphone, tablet, ataupun komputer. Apalagi, Fuchsia memiliki kemampuan untuk meningkatkan kinerja perangkat ponsel atau komputer dan mendukung prosesor ARM, MIPS, serta x86.
Fuchsia OS juga didukung Dart. Dart adalah bahasa skrip Google, yang digunakan untuk memberi daya pada beberapa program. Kendati demikian, selama proses pengembangan ini, Google bisa saja membatalkan proyek Fuchsia jika dianggap tidak berfungsi. Berdasarkan rumor yang beredar, Fuchsia OS akan menggantikan Android dan Chrome OS dalam lima tahun ke depan. Namun, rumor itu dibantah oleh Google. Perusahaan teknologi itu tak menutup kemungkinkan Fuchsia OS bakal menggantikan kedua sistem operasi tersebut.
STEVY WIDIA