youngster.id - Peta persaingan startup di Asia semakin ketat. Untuk bisa bersaing, Grab memilih berfokus untuk menawarkan layanan yang berbeda dan kolaborasi.
Vice President of Marketing Grab Cheryl Goh, mengungkapkan, Grab, sebagai superapp aplikasi di Asia Tenggara, memiliki strategi untuk bisa menggaet pasar dan bersaing di Indonesia.
“Kami dapat membawa pengalaman kami di regional untuk diterapkan di pasar Indonesia. Di saat yang sama, kami mengembangkan talenta. Kami juga berpikir untuk bekerja sama dengan lebih banyak mitra,” kata Cheryl, di acara Tech in Asia Conference, Selasa, (8/10/2019) di di JCC Senayan, Jakarta.
Dari sisi layanan, lanjut Cheryl, potensi pasar pesan-antar makanan (food delivery) cukup besar. “Karena pasarnya besar, Grab juga mengembangkan layanan restoran berbasis digital atau cloud kitchen,” tandas Cheryl.
Di sisi lain, berdasarkan, survei e-Conomy SEA 2029 yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, menyebutkan, nilai perdagangan secara elektronik (e-commerce) Indonesia diperkirakan mencapai US$ 82 miliar, atau sekitar Rp 1.160 triliun pada 2025.
Nilainya bertumbuh lebih dari empat kali lipat dibandingkan prediksi tahun 2019 senilai US$ 21 miliar, atau sekitar Rp 297,1 triliun. Kontribusi e-commerce yang senilai US$ 82 miliar pada 2025 mencapai 61,65% terhadap ekonomi digital Indonesia tahun yang sama sebesar US$ 133 miliar.
Sedangkan kontribusi e-commerce tahun ini senilai US$ 21 miliar menyumbang 52,5% terhadap ekonomi digital di Tanah Air yang mencapai US$ 40 miliar.
STEVY WIDIA
Discussion about this post