GudangAda Fokus Perkuat Rantai Pasok Industri B2B dan Dorong Inklusi Keuangan Digital UKM

Donasi GudangAda sebesar Rp200 juta untuk UMKM Tangsel. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Masifnya disrupsi teknologi digital telah mengubah perilaku konsumen. Berdasarkan riset Google, Temasek & Bain, terdapat 21 juta konsumen digital baru pada 2021. Kondisi ini memaksa para pelaku usaha, tidak terkecuali UKM, untuk beradaptasi dengan keadaan agar tetap mampu bertahan di era industri 4.0.

Direktur Celios & Pengamat Ekonomi Digital, Bhima Yudhistira menjelaskan, digitalisasi telah mendorong lebih jauh tingkat inklusi keuangan di tengah masyarakat. Tidak terbatas bagi masyarakat umum, para pelaku usaha juga dipaksa beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang ada.

“Demi mendukung percepatan inklusi keuangan melalui pendekatan platform digital yang menyasar pelaku UKM, peran pemerintah dan pelaku industri digital sangat penting untuk memberi pendampingan secara terstruktur dan berkala sampai sasaran edukasi bisa memahami cara kerja fitur di dalam platform untuk membantu usahanya berkembang,” kata Bhima dalam keterangan pers, Jumat (27/10/2022).

Karena itu menurut Bhima, adopsi solusi digital bagi pelaku UKM harus diimbangi dengan tingkat literasi keuangan digital yang baik, sehingga platform digital dapat memberikan dampak optimal bagi perkembangan bisnis. GudangAda sebagai platform lokapasar (e-commerce)  B2B menghadirkan solusi bisnis digital terintegrasi melalui ekosistem digital yang inklusif.

“Dengan percepatan literasi keuangan digital dan adopsi solusi digital yang tepat, pelaku UKM dapat menjalankan bisnis dengan lebih efektif dan efisien sehingga memperkuat daya saing,” ujarnya.

Melihat besarnya peluang peningkatan inklusi keuangan lewat layanan digitalisasi, GudangAda sebagai partner pertumbuhan UKM menghadirkan ekosistem digital inklusif bagi UKM dan pemain rantai pasok yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis.

CEO & Founder GudangAda, Stevensang mengatakan, sebagai platform e-commerce B2B bagi produsen, pedagang, grosir, dan pedagang eceran, upaya percepatan inklusi keuangan bisa dimulai dari integrasi seluruh rantai pasok agar mudah terhubung.

“Gagasan digitalisasi secara inklusif bisa efektif dilakukan jika pelaku digital bisa memberdayakan para pemain rantai pasok dan pedagang tradisional di indonesia. Kehadiran GudangAda sendiri bukan untuk menggantikan peran para pemain di industri B2B melainkan untuk memberdayakan mereka agar menggunakan pendekatan digital,” katanya.

Tak terbatas pada kehadiran solusi bisnis end-to-end, GudangAda juga senantiasa mengedukasi para pelaku UKM untuk memastikan mereka dapat menggunakan aplikasi secara optimal dan aman lewat keberadaan tim Business Development GudangAda yang terdapat di 500 kota, di seluruh Indonesia. “Dengan begitu, diharapkan adopsi solusi digital GudangAda bisa berjalan dengan lancar dan tepat guna bagi bisnis UKM,” ujar Stevensang.

Terdapat tiga layanan utama pada ekosistem digital GudangAda yang saling terintegrasi,  GudangAda yaitu tempat jual beli para pedagang, GudangAda Logistik yang merupakan layanan pengiriman pesanan mudah, aman dan dapat diandalkan serta GudangAda Solusi yang merupakan aplikasi kasir dan manajemen stok toko untuk para pedagang.

GudangAda Solusi memudahkan pedagang melakukan digitalisasi operasional toko termasuk di dalamnya manajemen stok & harga, laporan transaksi jual & beli, laporan laba/rugi, pencetakan struk, dan manajemen pelanggan & karyawan.

“Untuk menjadi platform e-commerce B2B yang dapat menjadi solusi efektif bagi seluruh pemain rantai pasok, GudangAda berkomitmen membangun pertumbuhan bisnis yang sustainable. Hal ini akan kami capai dengan menggunakan asset-light business model dan konsep third party (3P), dimana GudangAda fokus untuk memfasilitasi para penjual dan pembeli dan tidak terlibat di dalam aktivitas jual-beli. Kami yakin dengan strategi ini para principal dan para pedagang akan mendapatkan suplai barang terlengkap dengan harga yang terbaik, sehingga tentunya akan mendukung akselerasi digitalisasi bisnis UKM Indonesia”, jelas Stevensang.

Semenjak diluncurkan di Agustus 2022, GudangAda Solusi telah digunakan oleh lebih dari 9.000 pedagang grosir mitra GudangAda untuk mengatur secara digital operasional toko mereka, dengan total omset mencapai Rp 250 miliar. Melalui aplikasi GudangAda Marketplace, dan GudangAda Solusi yang saling terintegrasi pelaku UKM dan pemangku kepentingan industri rantai pasok mendapatkan solusi bisnis digital komprehensif yang dapat diandalkan untuk meningkatkan daya saing.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version