youngster.id - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan akan terjadi peningkatan uang yang beredar saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) sekitar 6-8% dari kebutuhan periode harian. Hal tersebut menjadi perhatian mengingat aktivitas Nataru tahun ini mendekati momen Pemilu serta persiapan Ramadan dan Idulfitri 2024.
Pada bulan Oktober 2023, BI mencatat peningkatan nilai transaksi Uang Elektronik (UE) sebesar 17,67% (YoY), mencapai total Rp41,71 triliun. Sementara itu, nilai transaksi digital banking juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 15,57% (YoY) dengan total Rp5.118,89 triliun.
Terdapat peningkatan yang signifikan dalam nominal transaksi QRIS sebesar 186,08% (YoY), mencapai total Rp24,97 triliun, dengan jumlah pengguna mencapai 43,44 juta dan jumlah merchant mencapai 29,63 juta di mana sebagian besar di antaranya merupakan UMKM.
Menilik pola tahunan saat periode Nataru, masyarakat melakukan transaksi keuangan untuk memenuhi kebutuhan persiapan Nataru, berlibur, maupun transaksi pada promosi akhir tahun yang diadakan oleh merchant.
Direktur Operations PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin), Argabudhy Sasrawiguna, memproyeksikan lonjakan transaksi terjadi saat 21 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024. untuk itu, Jalin telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mempersiapkan dukungan operasional terhadap penyelenggaraan infrastruktur sistem pembayaran, termasuk pengelolaan transaksi keuangan melalui jaringan LINK, seperti di kanal ATM & CRM, Debit, serta kanal digital mobile banking, QRIS Domestik, dan Antarnegara.
“Jalin mengimplementasikan aspek operational excellence dengan strategi pemenuhan layanan yang mencakup optimalisasi monitoring center, peningkatan kapasitas infrastruktur, analisis historis, serta strategi mitigasi dan pemulihan ketika menghadapi bencana alam” ujar Argabudhy, dikutip Senin (18/12/2023).
Kesiapan Jalin dalam mendukung operasional bank dan fintech ketika periode Nataru tercermin lewat mitigasi risiko dan analisa data berbasis historis. Melalui implementasi pemantauan secara real-time, Jalin dapat mendeteksi secara cepat anomali transaksi yang timbul agar tindakan pemulihan dapat segera dilakukan.
Selain itu, dengan model analisa data berbasis pemantauan historis, Jalin juga dapat memprediksi serta merencanakan kapasitas yang dibutuhkan untuk mengelola lonjakan transaksi selama periode Nataru.
“Selain Posko 24/7 yang kami dedikasikan selama Nataru, dengan tujuan melayani kebutuhan seluruh member perbankan dan fintech, kami juga memperkuat keterlibatan dengan menyediakan dedicated liason untuk mendukung penuh setiap member dengan tujuan memastikan terwujudnya transaksi yang aman dan nyaman bagi masyarakat selama menikmati liburan Nataru tahun ini,” pungkas Argabudhy.
STEVY WIDIA