youngster.id - Di era digital, hubungan antara perusahaan dan pelanggan sering kali menjadi impersonal dan mempengaruhi nilai kepuasan. Untuk itu, HERA merancang teknologi yang mentransformasikan pengalaman pelanggan melalui inovasi Agentic AI.
CEO HERA Joel Anugraha Djuwadi menjelaskan, chatbot konvensional sering kali menjadi penghalang antara pelanggan dan perusahaan. Mereka memberikan jawaban kaku dan sering kali tidak memahami konteks.
“Kami hadir dengan filosofi yang berbeda—pendekatan yang benar-benar customer-centric. Berbekal kemampuan untuk memahami konteks, emosi, dan tujuan pelanggan, Agentic AI HERA dirancang untuk memberikan jawaban yang relevan dan personal secara real-time,” ucapnya pada acara Hari Pelanggan Nasional 2025, Rabu (26/8/2025) di Jakarta.
Menurut Joel, berbeda dari pendekatan konvensional, HERA merancang sebuah solusi yang berpusat pada pemahaman, empati, dan efisiensi. Tidak ada lagi respons generik. HERA menyesuaikan setiap interaksi berdasarkan profil dan kebutuhan unik pelanggan.
“Kami melihat bahwa chatbot konvensional sering kali menjadi penghalang, memberikan jawaban kaku, terbatas, dan tidak memahami konteks. HERA hadir untuk mengubah narasi itu. Kami ingin teknologi kami tidak hanya pintar, tetapi juga berempati. Dengan memahami emosi, niat, dan tujuan pelanggan, HERA membantu merek untuk mendengar lebih baik dan memberikan respons yang tepat karena HERA mampu memahami kebutuhan di balik setiap pertanyaan,” ungkapnya.
Joel menegaskan, HERA juga dapat mengeksekusi tindakan otomatis. Pelanggan tidak perlu lagi berpindah kanal atau mengulang informasi karena HERA dapat langsung memproses permintaan, seperti mengajukan keluhan atau memeriksa status pesanan, tanpa intervensi manusia yang berlebihan.
“Teknologi ini juga menyajikan pengalaman yang konsisten, baik melalui aplikasi, situs web, atau platform media sosial, interaksi dengan HERA terasa mulus dan terintegrasi, memastikan pengalaman yang seragam di setiap titik sentuh,” ujarnya.
Joel menungkapkan, ke depan HERA akan berinovasi pada tiga area utama. Pertama, HERA akan terus menyempurnakan kemampuan AI-nya untuk memahami konteks yang lebih dalam, mengambil keputusan yang kompleks, dan memberikan solusi end-to-end dengan lebih cepat. Tujuannya adalah agar Agentic AI HERA dapat memahami kompleksitas berbagai industri, sehingga dapat memberikan solusi yang sangat spesifik dan personal.
Kedua, kemampuan voice AI akan memungkinkan interaksi layanan pelanggan yang lebih natural, interaktif, dan terasa seperti berbicara dengan manusia. Ini akan menjadi langkah besar dalam menjembatani kesenjangan antara interaksi digital dan interaksi manusia.
Ketiga, HERA akan terus memastikan bahwa setiap interaksi, baik melalui chat, aplikasi, atau suara, terasa mulus dan terintegrasi. Hal ini menghilangkan kendala pelanggan yang sering kali harus mengulang-ulang cerita atau data mereka di setiap kanal yang berbeda.
“Kami percaya bahwa kesuksesan HERA hanya dapat dicapai ketika kami membantu merek melayani pelanggan mereka dengan lebih baik. Pelanggan kami, yang adalah para brand, adalah kompas kami. Umpan balik mereka membantu kami menyempurnakan teknologi kami, memastikan bahwa setiap inovasi yang kami hadirkan benar-benar relevan dan berdampak,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post