IBM Gelar Digital Transformation Summit 2019

Lianna Susanto, Country Manager Cloud and Solutions IBM Indonesia. (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

youngster.id - Sebagian besar perusahaan saat ini (sekitar 20%) sudah mulai melakukan transisi menuju cloud. Untuk memaksimalkannya, bisnis harus mengelola seluruh infrastruktur TI mereka, termasuk dalam berinvestasi pada teknologi baik terbaru maupun yang sudah ada. Untuk mendukung hal itu, IBM Indonesia kembali menggelar acara Digital Transformasi Summit 2019.

Acara ini bertujuan untuk berbagi wawasan dalam meningkatkan bisnis para pelanggan dengan menggunakan AI dan Cloud. 

“Saat ini IBM telah membangun platform multicloud hybrid dan sarana yang dibutuhkan pelanggan kami untuk melakukan perjalanan jangka panjang mereka menuju cloud dengan standar terbuka dan umum yang menjangkau lintas cloud, lintas aplikasi dan lintas vendor dengan Red Hat,” ucap Lianna Susanto, Country Manager Cloud and Solutions IBM Indonesia pada acara peluncuran Digital Transformation Summit 2019 Senin (5/8/2019) di Shangrila Hotel Jakarta.

Lebih lanjut, ia menambahkan untuk menjadi yang terdepan dalam penyedia multi cloud, IBM juga memperluas dukungan langsung untuk Red Hat OpenShift melalui IBM Systems. IBM akan menambahkan Red Hat OpenShift ke dalam system enterprise, IBM Z dan LinuxONE, yang secara kolektif mampu menjalankan 30 miliar transaksi per hari di seluruh dunia. Saat ini IBM telah mendukung OpenShift di Power Systems dan Storage yang dimilikinya.

“Sejauh ini, untuk mencapai transformasi digital, perusahaan perlu memanfaatkan teknologi baru dan menyelaraskan ketiga penggeraknya, perusahaan memerlukan infrastruktur cloud yang hybrid agile, terbuka, aman dan dikelola serta memungkinkan untuk menggunakan lingkungan cloud, publik, dan multi cloud dengan mudah,” ujarnya menambahkan.

Sekedar Informasi, di acara Digital Transformation Summit 2019 tahun ini IBM turut menghadirkan lebih dari 250 pelanggan dan calon pelanggan ini juga menghadirkan menghadirkan Rolly Edward dari SkyGride yang telah menggunakan layanan IBM Cloud. 

Sebelumnya, di awal Juli 2019, IBM menuntaskan akuisisi Red Hat sebesar US$34 juta dengan tujuan memposisikan IBM sebagai penyedia cloud hybrid terdepan dan mempercepat bisnis IBM yang bernilai tinggi, serta memperluas inovasi open source Red Hat. IBM dan Red Hat kedepannya akan menghadirkan platform multicloud hybrid terdepan. 

Tak cukup sampai disitu, platform multicloud hybrid terbuka IBM  akan menciptakan lingkungan yang dapat beroperasi dengan aman yang tidak bergantung pada infrastruktur perusahaan. 

Dengan platform tersebut, mereka dapat membangun dan menyebarkan rangkaian aplikasi mission-critical di mana saja dari pusat data manapun, serta cloud privat dan multiple public termasuk AWS, Azure, Google Cloud Platform, Alibaba dan IBM Cloud, dan lainnya. 

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version