youngster.id - Menghadapi masalah kekurangan perumahan di Amerika Serikat, para peneliti dari University of Maine menggunakan salah satu printer 3D terbesar di dunia, untuk membangun rumah cetakan 3D pertama yang seluruhnya terbuat dari bahan ramah lingkungan.
Printer BioHome3D dari Pusat Struktur dan Komposit Lanjutan (ASCC) dari universitas tersebut bisa menghasilkan purwarupa rumah berukuran 55,7 meter persegi menampilkan lantai, dinding, dan atap cetak 3D yang terbuat dari serat kayu yang bersumber secara berkelanjutan dari resin biologis.
Dilansir dari Engadget, rumah ini juga sepenuhnya dapat didaur ulang dan tidak memerlukan waktu konstruksi di tempat selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk dirakit.
Setelah mencetak empat modul 3D, ASCC merakit BioHome3D dalam waktu setengah hari. Kemudian seorang bagian teknik membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk menyambungkan listrik ke rumah itu.
ASCC mengatakan bahwa BioHome3D dapat membantu mengatasi kekurangan perumahan AS dengan mengurangi material dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membangun rumah yang terjangkau. Di Maine saja, terjadi kekurangan sekitar 20.000 unit rumah di seluruh negara bagian.
Semen, bahan utama pembuatan beton, memiliki jejak karbon yang sangat besar. Pada tahun 2018, produksi global bahan ini menyumbang sekitar 8% emisi rumah kaca tahunan, atau lebih banyak polusi daripada yang dihasilkan oleh seluruh industri penerbangan. Mengurangi atau sepenuhnya menghilangkan kebutuhan akan beton dalam pembangunan rumah bisa menjadi inovasi bagi lingkungan.
Memproduksi rumah dengan cetakan 3D dalam skala besar bisa menjadi salah satu solusi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post