Indeks Literasi Digital Indonesia Tahun 2022 Meningkat Jadi 3,54

Literasi Digital

Aktivitas digital. (Foto: ilustrasi/istimewa)

youngster.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika meluncurkan hasil survei Indeks Literasi Digital Tahun 2022.  Hasilnya terjadi peningkatan akan status literasi digital Indonesia, dari 3,49 menjadi 3,54 angka agregat.

Sejak tahun 2020, Kementerian Kominfo telah melalukan tiga kali survei Indeks Literasi Digital Nasional. Dirjen Semuel menyatakan survei itu ditujukan untuk mengetahui status literasi digital.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Semuel A Pangerapan menyatakan, kenaikan itu lebih dominan dalam aspek budaya digital dan etika digital.

“Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2022 terdapat peningkatan sekitar nol koma nol lima poin. Dari sebelumnya 3,49 sekarang sudah mencapai 3,54 angka agregat,” jelasnya dalam Peluncuran Status Literasi Digital Indonesia 2022 Rabu (1/2/2023) di Jakarta.

Semuel mengatakan, secara umum ada peningkatan dari aspek budaya digital dan etika digital. “Sekarang ada di angka 3,48. Kemudian, untuk digital skill-nya masih berada di sekitaran 3,52. Etika digital juga mengalami peningkatan 3,68. Ini adalah hasil yang kita dapatkan dari tahun lalu kita adakan survei,” katanya.

Selain itu, dalam aspek indeks keamanan (safety) masih perlu diperhatikan karena masih rendah. “Nilainya baru 3,12, makanya banyak fenomena di masyarakat seperti misalnya banyak tertipu dan terpedaya oleh orang-orang yang punya niatan jahat,” ujar Semuel.

Menurut dia, hasil pengukuran dibagi dengan wilayahnya. Bagaimana di wilayah-wilayah tertentu, memang ada perbedaan. “Kalau kita lihat misalnya di Jogja, literasi digital masyarakatnya 3,64. Begitu pula di Kalimantan Barat, jumlahnya sama. Ketiga adalah Kalimantan Timur dan keempat Papua Barat, masing-masing mendapat nilai 3,62. Selanjutnya, di urutan lima ada Jawa Tengah dengan tingkat literasi digital masyaraktnya sebesar 3,61,” jelasnya.

Menurut Semuel, hasil survei juga menunjukkan upaya peningkatan literasi digital masyarakat di setiap provinsi. Hal itu dibutuhkan agar program literasi digital bisa tepat sasaran.

“Tujuan pengukuran ini untuk mengetahui pemahaman literasi digital masyarakat di Indonesia. Kita ingin tahu petanya di mana saja yang perlu dilakukan literasi digitalnya untuk ditekan lebih masif lagi,” tandasnya.

 

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version