youngster.id - Berdasarkan data State of the Global Islamic Economy Report 2022, Indonesia tercatat sebagai negara ekonomi berbasis syariah terbesar keempat di dunia. Indonesia membutuhkan lebih banyak SDM di bidang TIK yang berkualitas guna memperkuat posisinya sebagai salah satu pelaku utama ekonomi berbasis syariah di dunia.
Untuk mendukung hal itu, Huawei Indonesia berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam berkontribusi mencetak talenta-talenta cakap digital di bidang TIK.
Director of ICT Strategy and Business, Huawei Indonesia, Mohamad Rosidi mengungkapkan bahwa sinergi dan kerja sama yang dilakukan dengan dukungan pemerintah antara lain adalah untuk memberdayakan komunitas muslim yang berasal dari berbagai tingkatan, dari pelajar atau santri, generasi muda calon pemimpin masa depan, hingga technopreneur guna mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang lebih baik.
“Semangat berkolaborasi menjadi motor Huawei dalam berkontribusi di Indonesia. Di bidang TIK, Huawei telah berkomitmen mendukung keseriusan pemerintah dalam mencetak talenta-talenta cakap digital yang kelak menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi, termasuk ekonomi syariah, yang sangat dipengaruhi oleh aktivitas digitalisasi dan transformasi digital,” kata Rosidi dalam keterangan pers, Senin (26/6/2023).
Menurut Rosidi, Huawei Indonesia telah memberikan pelatihan, pembekalan dan sertifikasi kepada lebih dari 80.000 talenta digital yang tersebar dari seluruh wilayah Indonesia. “Hingga 2025, kami menargetkan mampu melahirkan 100 ribu talenta digital di Indonesia yang berkompetensi,” ujarnya.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rudy Salahuddin mengatakan, dengan populasi muslim terbesar di dunia dan penetrasi internet yang semakin meningkat, Indonesia memiliki potensi besar untuk ekonomi digital syariah.
“Melalui kolaborasi sinergis antara pemerintah, dunia usaha, komunitas masyarakat ekonomi syariah, serta penyedia TIK seperti Huawei, kita dapat mengoptimalkan berbagai potensi tersebut serta mendorong pemanfaatan ekonomi digital syariah yang lebih maju dan adaptif. Kami mengapresiasi komitmen Huawei I DO Care sebagai bentuk konsistensi dari Huawei dalam berkontribusi mendukung transformasi digital di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) K.H. Amirsyah Tambunan mengatakan, pelibatan penyedia solusi TIK terkemuka seperti Huawei, sebagai mitra, sangat diperlukan dalam membentuk ekosistem ekonomi syariah. Sebagai contoh, solusi digital yang memudahkan proses sertifikasi halal akan sangat membantu pelaku UMKM.
“Manfaat solusi teknologi seperti inilah yang dapat mendukung terciptanya ekosistem bisnis berbasis syariah yang berkelanjutan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua Tanfidziah PBNU H. Choirul Sholeh Rasyid. Menurut dia, Indonesia membutuhkan aksi dan kolaborasi nyata seperti yang telah dilakukan oleh Huawei. Memberikan pelatihan dan pendampingan digital bagi pelaku UMKM sehingga bisa mengejar ketertinggalan. “Ini merupakan fondasi pengembangan ekonomi dan bisnis berbasis syariah di era digital yang dinamis ini,” ucapnya.
Sedang Wakil Ketua Satu Majelis Ekonomi Bisnis Pariwisata Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Mukhaer Pakkanna mengatakan, wirausaha Muslim perlu menyadari pentingnya penerapan TIK untuk mendukung pertumbuhan bisnis mereka. “Implementasi TIK dapat meningkatkan kualitas serta menjadi bekal ketika mereka mulai mengalihkan orientasinya ke pasar ekspor. Sehingga Indonesia akan memiliki produk juara yang dapat bersaing di ranah global,” katanya.
Huawei Indonesia juga menggelar kegiatan berbagi hewan kurban untuk masyarakat yang tersebar di 15 kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Denpasar, Mataram, Medan, Pekanbaru, Palembang, Pontianak, Makassar, Sorong, dan Fak-Fak.
Selain menyalurkan hewan kurban, Huawei juga menggelar ajang apresiasi bagi masyarakat yang telah menyebar kebaikan bagi sesama. Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Saidah Sakwan terpilih untuk Kategori Tokoh Penggerak Zakat. Lalu Novelis Firan Tani untuk Kategori Tokoh Wanita Penggerak Literasi Bangsa. Terakhir, Revita Alwi Ketua Umum Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) untuk kategori Kepemimpinan Perempuan Disabilitas dalam Membangun Masyarakat Inklusif.
STEVY WIDIA
Discussion about this post