youngster.id - Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN, Indonesia menjadi sasaran empuk untuk perluasan teknologi digital. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk bisa menguasai teknologi digital dan tidak boleh hanya jadi konsumen semata.
Demikian disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla. “Indonesia harus menjadi pemilik teknologi. “Indonesia harus menjadi pemilik teknologi. Kita harus ambil bagian dalam teknologi, karena dengan teknologi kita bisa berkembang dan menjadi negara yang kuat,” ucap Jusuf Kalla pada pameran “Communic Indonesia dan Broadcast Indonesia” belum lama ini di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta,
Dia mengatakan sebagai negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN, Indonesia menjadi sasaran empuk untuk perluasan teknologi digital. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk bisa menguasai teknologi digital. Tujuannya, agar bisa memanfaatkan kesempatan di dalam pasar global saat ini. Itu
Artinya, negara Indonesia tidak boleh hanya menjadi konsumen semata, tetapi harus menjadi produsen teknologi itu sendiri.
Jusuf Kalla melanjutkan, di dunia ini ada dua jenis teknologi yang mampu mengubah perilaku hidup manusia dalam sekejap, yaitu information, communikation, and technology (ICT) atau telekomunikasi serta teknologi listrik.
“Bedanya, teknologi listrik dalam satu abad belum berubah banyak. Tetapi ICT, setiap satu setengah tahun itu sudah berbeda teknologinya, karena itu butuh investasi yang terus-menerus. Teknologi mengubah semua pola hidup manusia. Contohnya, sekarang kita butuh makan, tinggal telepon, maka dengan cepat kita pun sudah bisa dapat pesanan dan makan. Jadi, teknologi itu mengubah pola hidup kita,” papar Jusuf Kalla.
Meski demikian, wapres menekankan bahwa sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ketiga di dunia, Indonesia tidak boleh hanya sebagai negara konsumen. Tetapi, harus mampu menciptakan teknologi untuk menyejahterakan masyarakat sendiri.
STEVY WIDIA