Minggu, 25 Mei 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home News

Indonesia Perlu Mengembangkan Bisnis Satelit dan Menjaga Kedaulatan Angkasa

30 Januari 2024
in News
Reading Time: 3 mins read
LAPAN Akan Luncurkan Aplikasi Penginderaan Jauh Pantau Indonesia

Satelit LAPAN ORARI. (Foto: istimewa/youngster.id)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Indonesia saat ini memiliki satelit terbanyak di Asia Tenggara dengan 18 satelit hingga Juni 2023. Meski demikian industri satelit masih belum bertumbuh di Indonesia dan masih sangat tergantung pada pihak asing.
Padahal satelit selain menjadi tulang punggung telekomunikasi, juga sebagai wujud kedaulatan di angkasa.

Untuk itu sejumlah pihak menilai, potensi bisnis satelit di Indonesia perlu dikembangkan.

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, Indonesia memiliki satelit terbanyak di Asia Tenggara dengan 18 satelit hingga Juni 2023. Disusul Singapura 15 satelit. Tetapi menurut Heru, saat ini Indonesia baru memiliki beberapa satelit operasional untuk melayani kebutuhan telekomunikasi dan penyiaran, sehingga hal ini menjadi tantangan agar perkembangan satelit RI tak kalah dari satelit asing.

“Satelit asing digunakan di Indonesia untuk mendukung penyediaan layanan satelit yang belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh kapasitas satelit nasional. Untuk itu penggunaan Satelit Asing di Indonesia wajib memiliki Hak Labuh Satelit dan wajib memenuhi sejumlah ketentuan tertentu,” kata Heru dalam acara Diskusi IndoTelko Forum bertema “Menatap Masa Depan Bisnis Satelit GEO” Selasa,(30/1/2024) di Jakarta.

Tentunya ini jadi tantangan dari sisi regulasi agar satelit asing tak memiliki “pangsa pasar” besar pada slot orbit RI.

Baca juga :   Transaksi Non-tunai Mitra UMKM Youtab Naik Hingga 129%

Menurut Heru, teknologi satelit masih dibutuhkan Indonesia untuk mengisi ”sinyal” internet broadband yang tidak terjangkau dan belum terlayani teknologi seluler dan kabel serat optik, serta menjadi backup.

Untuk itu, alokasi slot orbit satelit harus dilakukan secara berhati-hati dan diberikan pada penyelenggara yang memiliki kemampuan finansial cukup dan memaksimalkan penggunaan slot orbit satelit ke depannya.

Tantangan regulasi lain adalah bagaimana menciptakan pasar yang sehat di bisnis satelit. “Bisnis satelit harus dilakukan dalam iklim persaingan usaha yang sehat,” ungkapnya.

Sementara itu, Dosen ITB mewakili Kelompok Keahlian Telekomunikasi M Ridwan Effendy menyoroti bagaimana pentingnya bisnis satelit terutama untuk menjaga kedaulatan bangsa.

“Kalau kita bicara kedaulatan kuncinya ada pada kendali, apakah kita bisa kendalikan bisnis satelit, kendalikan keamanannya, kendalikan dari serangan-serangan yang mengancam dan sebagainya,” katanya.

Ridwan mengungkapkan, saat ini ada beberapa satelit nasional yang mengorbit, seperti BRIsat yang akan mengorbit hingga 2031, satelit Nusantara Satu hingga 2034, Telkom 3S hingga 2032 dan satelit Merah Putih hingga 2033. Dengan demikian total kapasitas satelit nasional mencapai 8653 MHz dengan kapasitas ekuivalen 17 Gbps.

Selanjutnya, ada HTS Bakti Ka Band di orbit 146 BT yang sudah diluncurkan dan menyusul HTS Telkomsat yang akan menggantikan Orbit 113 yang semula Palapa D Indosat pada 2024.

Baca juga :   Potensi Pasar Internet Indonesia Bisa Capai US$100 Miliar

“Untuk itu, perlu kerja sama bagaimana membuat satelit asing berguna bagi kedaulatan Indonesia, terutama dengan cara mengendalikan NMS dan Gatewaynya harus di Indonesia, demi keamanan negara,” katanya.

Sementara itu, mantan Ketua ASSI Periode 2005-2011 Tonda Priyanto mengatakan, di Asia Pasifik, pertumbuhan bisnis satelit sangat tinggi terutama di India. Hal itu didorong oleh penggunaan konektivitas global, meningkatnya peluncuram satelit LEO, serta meningkatnya peluncuran satelit internet untuk pertahanan.

“Untuk Indonesia, satelit menjadi bagian “complimentary solutions” jaringan telekomunikasi, jadi GEO dan LEO bisa saling melengkapi sesuai dengan kebutuhannya, ” katanya.

Di sisi lain, Ketua Bidang Infrastruktur Nasional MASTEL Sigit Puspito Wigati Jarot menyoroti soal kebutuhan infrastruktur satelit terutama untuk kebutuhan telekomunikasi.

Data Bryce Tech menyebut, sepanjang 2022 ekonomi angkasa global mencapai US$384 miliar, yang mana US$ 281 miliar atau 73% merupakan industri satelit. Kemudian, di kurun waktu yang sama, investasi publik di angkasa, baik untuk kepentingan sipil maupun militer mencapai 99 miliar Euro (menurut Euroconsult), dengan 60% dari Amerika Serikat (AS), disusul Eropa 14%, China 11%, Jepang 5%, Rusia 3%, India 2% dan sisa negara lain 5%.

Baca juga :   BRIsat, Satelit Pertama Milik Bank di Dunia

“Hingga 2030 diperkirakan akan ada 60.000-100.000 satelit dibandingkan 11.000 peluncuran satelit dalam 60 tahun. Sementara, pertumbuhan sektor angkasa diperkirakan mencapai 11% secara tahunan hingga 2030,” ujar Sigit.

Sementara itu Kepala Divisi Infrastruktur Satelit Bakti Kominfo Sri Sanggrama Aradea membeberkan saat ini di Bakti Kominfo, satelit masuk dalam lapis jaringan infrastruktur telekomunikasi nasional. Dia juga mengungkapkan, Indonesia saat ini memiliki satelit multifungsi satria 1 yang merupakan High-Throughput Satellite (HTS) berkapasitas 150 Gbps. Satria 1 diluncurkan pada akhir Juni 2023 dan menggunakan skema KPBU. Sementara commercial operation date-nya pada 2 Januari 2024.

Sementara satelit Satria 2 akan dibangun dalam bentuk twin satellite yakni Satria 2A dan 2B, yang akan memberikan kapasitas 300 Gbps agar layanan internet yang tersedia semakin andal dan cepat.

Founder IndoTelko Forum Doni Ismanto mengatakan, bicara mengenai satelit tak bisa terlepas dari slot orbit karena pertumbuhan jumlah satelit harus mempertimbangkan juga pengelolaan slot orbit. Hal ini juga menjadi wujud kedaulatan sebuah bangsa di angkasa.

“Sekali kita melepas slot orbit atau tidak memanfaatkan slot orbit, kerugian besar bagi bangsa ini,” pungkasnya.

 

 

STEVY WIDIA

Tags: Badan Aksesibililitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI)ICT InstituteMastelSatelit
Previous Post

Tumbangkan Tim Thailand 4-0, The BOSS Falcon dari Indonesia Jadi Juara Undawn All Star

Next Post

Dorong Talenta Pengembang Game Lokal, Agate Gelar Global Game Jam

Related Posts

Satelit SATRIA-1 Beri Akses untuk Layanan Publik Terutama Pendidikan di Wilayah 3T
Headline

Satelit SATRIA-1 Beri Akses untuk Layanan Publik Terutama Pendidikan di Wilayah 3T

31 Juli 2023
0
Bansos UMKM Tahap II Targetkan 3 Juta Usaha
News

BAKTI dan IdEA Gelar Pelatihan Digital Bagi UMKM

27 Mei 2021
0
Telkomsel dan Huawei Indonesia Perluas Jaringan 4G di Pelosok Tanah Air
News

Telkomsel dan Huawei Indonesia Perluas Jaringan 4G di Pelosok Tanah Air

18 Januari 2021
0
Load More
Next Post
Global Game Jam

Dorong Talenta Pengembang Game Lokal, Agate Gelar Global Game Jam

dompet digital DANA

Capai Pertumbuhan Positif di 2023, Ke Depan DANA Prioritaskan Keamanan Penggunaan Aplikasi

ONIC Esports

ONIC Esports dan BINUS University Gelar ONIC Camp Vol. 2

Discussion about this post

Recent Updates

ITSEC Asia

Pendapatan ITSEC Asia Naik 176% pada Kuartal I Tahun 2025

24 Mei 2025
Bank Raya

Bank Raya Bukukan Laba Rp16,92 Miliar di Kuartal I 2025

23 Mei 2025
ALTO Network

ALTO Network Catatkan Pertumbuhan 332% Transaksi QRIS

23 Mei 2025
ANGIN

ANGIN Berikan Pendanaan Kepada Collabit dan Arconesia

23 Mei 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Johannes Ardiant : Bisnis Makanan Sehat Untuk Bahagiakan Banyak Orang

Johannes Ardiant : Bisnis Makanan Sehat Untuk Bahagiakan Banyak Orang

21 Maret 2019
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Sylvia Surya

Sylvia Surya : Sukses “Mengembangbiakan” Kedai Kopi Melalui Cara Waralaba

14 April 2022
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
ITSEC Asia

Pendapatan ITSEC Asia Naik 176% pada Kuartal I Tahun 2025

24 Mei 2025
Bank Raya

Bank Raya Bukukan Laba Rp16,92 Miliar di Kuartal I 2025

23 Mei 2025
ALTO Network

ALTO Network Catatkan Pertumbuhan 332% Transaksi QRIS

23 Mei 2025
ANGIN

ANGIN Berikan Pendanaan Kepada Collabit dan Arconesia

23 Mei 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version