youngster.id - Industri batu mulia dan perhiasan asal Indonesia perlu dikembangkan berkembang agar mampu menembus pasar internasional.
“Kami tengah berupaya meningkatkan pengembangan industri batu mulia dan perhiasan asal Indonesia agar dapat diterima di pasar internasional,” kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Euis Saedah lewat siaran pers, Senin (20/6/205) di Jakarta.
Menurut Euis, sektor yang berbasis IKM ini memiliki kemampuan dan potensi untuk lebih dikembangkan dan ditingkatkan produksinya, karena hampir semua provinsi di Indonesia terdapat sumber bahan batu mulia dan perhiasan yang memiliki ciri khas sesuai daerah masing-masing.
“Sehingga batu mulia dan perhiasan telah mengakar dalam budaya kita sejak dulu,” ujarnya.
Hingga 2013, IKM batu mulia dan perhiasan tercatat 40.774 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 114.628 orang dan nilai ekspor mencapai 78,93 juta dollar AS.
Di samping itu, batu mulia yang selalu dirangkai dengan perhiasan emas dan perak sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat di Indonesia baik dari kalangan bawah, menengah hingga atas.
Sementara itu, berdasarkan data Tahun 2015, jumlah perusahaan yang bergerak pada industri perhiasan mencapai 36.636 unit dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 332.802 orang dengan nilai produksi sebesar Rp11,15 triliun.
Nilai ekspor perhiasan dan permata sebagai komoditi terbilang positif. Pada Maret 2015, nilai ekspor perhiasan dan permata mencapai US$ 538,4 atau meningkat sebesar 24,15 % dibandingkanFebruari 2015.
Untuk itu Kementerian Perindustrian meminta agar lembaga sertifikasi yang terstandar internasional, sehingga dapat menerbitkan sertifikat logam dan batu mulia Indonesia yang diakui oleh dunia internasional.
Direktur Industri Kecil Menengah (IKM) Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan hal itu akan menjadi terobosan untuk pengembangan produksi dan peningkatan daya saingnya.
“Kami juga membuat kajian mendalam tentang potensi perhiasan batu mulia Indonesia sehingga masyarakat dunia dapat lebih mengenal dan memahami batu mulia dan perhiasan asal Indonesia,” ujar Gati melalui siaran pers di Jakarta, Senin.
Selain itu, lanjutnya, dilakukan peningkatan promosi bagi hasil industri kerajinan perhiasan dan batu mulia, agar dapat menjangkau masyarakat luas.
Selanjutnya, Kemenperin juga memberikan pelatihan dalam rangka peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM), baik di bidang desain, pemotongan batu mulia dan perhiasan, serta penerapan teknologi terkini.
Ditambahkan Gati, Kemenperin juga memberikan berbagai macam insentif guna menumbuhkan industri batu mulia dan perhiasan, antara lain dengan memberikan bantuan mesin dan peralatan pada sentra-sentra batu mulia dan perhiasan.
“Kami berharap agar berbagai program-program pemerintah tersebut dapat didukung secara sinergis oleh seluruh komponen bangsa, melalui berbagai kegiatan kreatif dan produktif sehingga dapat menghasilkan hasil yang positif,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Batu Mulia Indonesia (ABAMI) Indra Fahrizal mengatakan, hadirnya ABAMI bertujuan untuk menaungi semua pemangku kepentingan di bidang batu mulia seperti pengrajin batu, pedagang, penambang, pecinta dan penghobi.
“Abami didirikan juga untuk meningkatkan dan melindunggi produk dari batu mulia. Selain itu diharapkan batu mulia ini juga bisa terus menjadi produk andalan Indonesia mengingat potensi dan kualitas batu mulia kita tidak kalah baik dengan negara luar,” paparnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post