Industri Game Indonesia Tampil di GSTAR Korea Selatan

Global Game Exhibition GSTAR di Korea Selatan. (Foto: Istimewa/Youngster.id)

youngster.id - Indonesia hadir untuk ketiga kalinya dalam GSTAR lewat kerja sama antara Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional dan Atase Perdagangan RI di Seoul, ASEAN-Korea Center (AKC), serta KBRI Seoul.

Peningkatan status kemitraan antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) menjadi Kemitraan Strategis Khusus (Special Strategic Partnership) pascakunjungan Presiden Moon Jae-In ke Indonesia menandakan akselerasi dan peluang untuk terus mendorong ekspor.

Salah satu peluang besar yang tengah disasar Indonesia adalah pasar game di negeri gingseng itu, dengan mengikuti pameran Global Game Exhibition GSTAR 2017 pada 16-18 November 2017 di BEXCO, Busan, Korsel.

“Korsel berada di peringkat ke-6 dengan pendapatan game terbesar di dunia dengan 25,6 juta pemain game. Peluang besar ini harus ditangkap. Produsen game kita (Indonesia) tak kalah bagusnya dan harus dipromosikan,” kata Arlinda Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan dalam keterangan pers baru-baru ini di Jakarta.

Pada pameran kali ini, Indonesia yang menampilkan empat perusaan game yakni PT Agate International, Semisoft, Joyseed Gametribe, dan Toge Productions menyasar pasar gim Korsel yang terus meningkat seiring perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup penduduknya.
Bisnis Forum Industri Gim ASEAN-Korsel dan business matching untuk peserta Paviliun ASEAN sebagai nilai tambah partisipasi pada GSTAR 2017.

“Business Forum menjadi sarana berbagi pengetahuan dan pemutakhiran informasi bagi industri game sehingga diharapkan dapat membantu memperluas peluang bisnis serta membangun bantuan strategi yang tepat bagi negara-negara anggota ASEAN, khususnya Indonesia,” lanjut Arlinda.

Berdasarkan data Kemendag, total perdagangan Indonesia-Korsel pada Januari-Agustus 2017 adalah sebesar US$ 10,85 miliar.
Nilai ini mengalami peningkatan sebesar 19,96% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara, ekspor nonmigas Indonesia pada periode ini mencapai US$4,17 miliar atau meningkat 22,14% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.

Indonesia adalah negara utama asal impor ke-11 Korsel. Produk ekspor nonmigas Indonesia ke Korsel terbesar diantaranya batu bara, karet alam, minyak kelapa sawit, kayu lapis, minyak kelapa, chemical woodpulp, bijih tembaga, bagian perangkat radio/televisi, produk kimia, dan lemari es.

Menurut Arlinda, pertumbuhan positif dalam hubungan perdagangan Indonesia-Korsel tersebut tidak lepas dari setiap upaya mempromosikan produk Indonesia di luar negeri seperti GSTAR 2017, maupun promosi di dalam negeri seperti Trade Expo Indonesia 2017 baru-baru ini. “Lewat setiap kegiatan promosi, ekspor ke Korsel diharapkan dapat terus meningkat. Tidak hanya bahan mentah, tapi juga untuk produk-produk bernilai tambah,” tutur Arlinda.

Pameran GSTAR merupakan pameran game bertaraf internasional terbesar di Korsel. Menempati lahan seluas 55.300 m2, GSTAR 2017 menampilkan perangkat lunak game, game online, game PC online, game browser, game mobile, game board, game arcade, indie, dan juga game yang terkait perangkat keras.

Pada 2016 lalu, pameran ini diikuti oleh 1.530 peserta dari berbagai industri gim dan dikunjungi lebih dari 217.365 pengunjung dari berbagai negara, antara lain Amerika Serikat, Australia, AfrikaSelatan, China, Taiwan, Korsel, Jepang, Inggris, dan Jerman.

Menurut Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), tingkat langganan pita lebar Korsel adalah 25,4 per 100 penduduk. Dengan penduduk sebanyak 50 juta jiwa, lebih dari setengahnya memainkan game online secara reguler.

STEVY WIDIA

Exit mobile version