youngster.id - Industri game di Indonesia memiliki perkembangan yang signifikan. Pada tahun 2016 diperkirakan pendapatan dari industri ini bisa mencapai US$ 600 juta. Sungguh bisnis yang menggiurkan. Sayangnya, pengembang game lokal belum menembus angka 10 %.
Demikian diungkapkan Dr. Hari Sungkari, Deputy Chairman For Infrastructure Bekraf pada acara Bekraf Game Prime bertema Reality Check: Are We on the Right Direction ? Rabu (29/11/2016) di Balai Kartini, Jakarta.
“Perkembangan industri game di Indonesia sudah mulai membaik. Di tahun ini industri game kita (Indonesia) sudah bernilai US$ 321 juta (setara dengan Rp 4,3 triliun). Dan bisa capai hingga angka US$ 600 juta. Sayangnya pengembang lokal baru mendapat 1,7 %. Ini tantangan sekaligus peluang,” kata Hari.
Karena itu, agar tidak lebih didominasi jajaran gim buatan orang asing, Bekraf akan mendukung segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh industri gim Indonesia, mulai dari penerbit, pengembang, hingga komunitas.
“Tantangan lainnya adalah supaya laku karya kita nanti bisa diminati khalayak. Jadi usahakan karya yang kita buat itu layak dimengerti oleh semua orang. Selain itu usahakan juga untuk mengangkat konten yang berisi tentang kearifan lokal. Sehingga karya kita bisa masuk yang memang belum ada dipasaran. Dan jangan mengikuti game-game internasional yang sudah memiliki nama duluan, ” ungkap Hari lagi.
Pendapat senada juga diucapkan Ketua Asosiasi Game Indonesia (AGI), Andi Suryanto. Ia menyatakan jika industri game tanah air terus tumbuh setiap tahunnya. “Performa insan kreatif jika dibandingkan dengan negara asean saat ini cukup bagus, tetapi belum maksimal,” ujar Andi. Dia menyebutkan sejumlah game lokal yang sukses masuk jajaran puncak aplikasi game secara global seperti Tahu Bulat, Minimo, Marbel dan Tebak kata saku.
Menurut Andi market game akan lebih luas lagi, tidak hanya fokus di Indonesia tapi ke arah global.
“Sementara itu, untuk jumlah game developer menurut analisa kami juga naik secara signifikan, walaupun mayoritas jumlah team masih dibawah 10 orang. Untuk jumlah developer game di 2016 ini diperkirakan bisa naik 50 % dibandingkan tahun 2015,” terangnya.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Niko Partners, perolehan di sektor ini selama 2014 mencapai US$900 juta dan diprediksi melonjak menjadi US$1,2 miliar pada 2017. Negara-negara yang menyumbang kontribusi terbesar, yaitu Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post