Industri Kreatif Sumbang Rp 1.000 T Bagi PDB Nasional

Industri animasi di Indonesia perlu dikembangkan. (Foto: Istimewa/Youngsters.id)

youngster.id - Kontribusi industri kreatif terhadap PDB nasional sebesar Rp 1000 triliun pada tahun 2018. Salah satu sektor yang berkontribusi adalah industri animasi, pertumbuhannya sudah di atas 6%.

Untuk mendukung pelaku industri kreatif Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membuat inkubasi bisnis TohPaTI untuk membina wirausaha kreatif dan menumbuhkan pelaku startup baru.

“Beberapa alumni ada yang sudah mendapat investasi hingga Rp 100 juta. Omzet yang didapat bervariasi, mulai dari Rp10-100 juta setiap bulannya,” kata Haris Munandar Sekretaris Jenderal Kemenperin dalam siaran pers Kemenperin, Senin (6/5/2019).

Setiap tahunnya Inbis TohpaTI menghasilkan sekitar sembilan hingga sebelas tim startup di bidang animasi, desain, dan software developer.

Sementara itu, Kemenperin melalui BDI Denpasar mengelola Diklat Animasi, Programming, dan Desain Grafis di Bali Creative Industry Center (BCIC). Pelaku industri dibekali kompetensi teknis seperti Programming, Data Science, Cyber Security, System Integrator, serta Desain dan Pemodelan animasi.

“Pada tahun ini, kami juga menandatangani perjanjian kerja sama pengembangan SDM industri kreatif dengan Asosiasi Pengusaha TIK Nasional, LIPI, Asosiasi Industri Animasi Indonesia, serta Maxx Animation dan Lintas Imaji Studio,” kata Kepala BDI Denpasar Paryono dalam rilis Kemenperin, Minggu (5/5).

Paryono berharap BCIC atau TohpaTI berhasil menjadi wadah yang produktif dalam mencetak SDM kreatif di bidang multimedia, animasi, kriya dan barang seni.

Sebagai gambaran, tiga subsektor yang memberikan sumbangsih besar terhadap ekonomi kreatif, yakni industri kuliner sebesar 41,69%, industri fesyen sebesar 18,15%, dan industri kriya 15,70%. Ditargetkan, ekonomi digital meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar US$ 150 miliar pada tahun 2025.

STEVY WIDIA

Exit mobile version