Industri Properti Tetap Melaju di Tengah Pandemi

properti

Perusahaan konsultan properti Knight Frank Indonesia meluncurkan KFMap.Asia untuk membantu transparansi dalam pemberian informasi data transaksi properti secara aktual dan eksklusif. (Foto: Ilustrasi)

youngster.id - Portal properti Rumah.com mempublikasikan hasil laporan tahunannya: Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI). Menariknya, di tengah pandemi industri properti di Tanah Air masih terus melaju bergerak seiring dengan pemulihan perekonomian nasional secara keseluruhan.

Marine Novita, Country Manager Rumah.com mengungkapkan data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) Q4 2021 menunjukkan adanya kenaikan harga properti pada semua tipe properti. Insentif pembelian baru dari pemerintah juga turut mendorong konsumen untuk mencari hunian idaman mereka sesegera mungkin. Situasi yang semakin membaik ini pun membuat pengembang merasa lebih optimistis menghadapi prospek industri properti ke depan.

“Setelah pengembang sempat mengurangi suplai demi menghabiskan stok hunian yang ada, kini pembangunan rumah tapak dan apartemen kembali ditingkatkan. Konsumen juga tidak lagi merasakan ketakutan dan menghindari area pusat kota yang cenderung lebih padat. Pasar properti di wilayah metropolitan tampaknya tengah mencari keseimbangan baru, menyesuaikan preferensi konsumen yang kembali berubah setelah pandemi mulai terasa mereda,” jelas Marine, dalam keterangan pers (24/11/2021).

Data RIPMI ini memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 600.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.

RIPMI pada kuartal ketiga 2021 mencatat indeks harga properti hunian mengalami kenaikan sebesar 1,80% secara kuartalan. Pertumbuhan kenaikan harga properti pada kuartal ketiga 2021 sedikit mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan kenaikan pada kuartal sebelumnya Q2 2021 yaitu sebesar 2,24% secara kuartalan.

Berdasarkan jenis propertinya, rumah tapak dan apartemen masing-masing mengalami peningkatan sebesar 1,81% dan 0,84% dibanding kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter). Adapun secara tahunan (year-on-year), harga properti secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 3,24%, dimana harga rumah tapak naik 4,39%, sementara harga apartemen turun 2,57%.

Sementara jika dilihat dari jenis propertinya, indeks suplai rumah tapak meningkat sebesar 9,44% secara kuartalan sedangkan apartemen naik sebesar 7,31% secara kuartalan. Pertumbuhan harga dan suplai ini tampaknya didorong oleh kondisi perekonomian nasional dan insentif serta kebijakan pemerintah terhadap sektor properti yang terus berjalan.

Marine menambahkan jika melihat data hasil Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia, secara kuartalan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada Kuartal Ketiga 2021 tumbuh terbatas. IHPR pada Q3 2021 tercatat tumbuh sebesar 0,34% (quarter-to-quarter), lebih rendah dibandingkan 0,45% (quarter-to-quarter) pada Q2 2021.

“Tren kenaikan harga properti pada kuartal ketiga 2021 yang tumbuh secara terbatas menurut hasil Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia tersebut sejalan dengan data dari Rumah.com Indonesia Property Market Index yang juga menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan kenaikan harga properti jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya,” jelas Marine.

Marine menyimpulkan bahwa sesuai data RIPMI Q3 2021 terjadi kenaikan harga properti di seluruh segmen yang bersamaan dengan peningkatan suplai yang cukup signifikan.

Pemerintah juga terus mendorong industri properti di Tanah Air dengan serangkaian kebijakan dan stimulus. Insentif pembebasan Pajak Penambahan Nilai (PPN) properti diperpanjang hingga Desember 2021, diikuti dengan perpanjangan kebijakan uang muka alias down payment (DP) nol persen diteruskan sampai Desember 2022.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI7DRR sebesar 3,5% pada November 2021. Di sisi lain, sejumlah pemerintah daerah memberlakukan insentif tambahan berupa diskon Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Sehingga secara umum pasar properti masih berpihak kepada konsumen.

“Pasar properti masih berada dalam kondisi buyer’s market. Kendati tren harga properti mulai meningkat, bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sendiri masih berada di angka yang paling rendah dalam lima tahun terakhir. Pemerintah juga masih memberikan cukup banyak insentif dan stimulus untuk membantu masyarakat dalam meringankan biaya transaksi pembelian properti,” pungkas Marine. (*AMBS)

Exit mobile version