youngster.id - Keberadaan platform media sosial membuka banyak peluang kepada siapa pun untuk menjadi sukses dan terkenal. Rachel Vennya misalnya, yang menjadi inspirasi bagi 4.6 juta followers Instagramnya untuk mensyukuri hidup, kini mampu memiliki sejumlah bisnis.
Demikian juga sosok Atta Halilintar yang, dikutip dari socialblade.com, pendapatannya diperkirakan mencapai Rp474 juta sampai Rp7 miliar per bulan melalui konten-konten video di YouTube.
Kedua sosok tersebut telah menginspirasi generasi saat ini untuk menjadi seorang Content Creator. Semua berlomba-lomba untuk membuat beragam konten unik dan menarik yang kemudian diungggah ke media sosial. Tapi sebenarnya apa saja yang harus dimiliki untuk menjadi youtuber sukses?
Head of Marketing Universitas Bina Sarana Informatika, Achmad Baroqah Pohan menjelaskan bahwa faktor lingkungan dan pergaulan tidak kalah pentingnya untuk mendukung kesuksesan. Menurutnya, dengan berada dalam lingkungan pergaulan yang kreatif dan memiliki minat yang sama akan mendorong kita menjadi lebih kreatif.
Perguruan tinggi berbasis ICT terkemuka di Jakarta, Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) memberi apresiasi kepada remaja Indonesia yang kreatif dalam mengembangkan talenta/bakat/keahliannya dengan menyediakan Beasiswa Talenta. Achmad menjelaskan, program Beasiwa Talenta ini diberikan untuk para Youtuber, selegram, influencer, vlogger, dan pemilik startup (usaha rintisan).
“Tujuan kami hanya memberikan peluang bagu para pemilik talenta untuk dapat melanjutkan pendidikan dan mengembangkan talentanya lebih baik dan berkembang lagi,” tutup Achmad.
Berikut empat keahlian utama yang harus dimiliki agar sukses menjadi seorang Content Creator :
1. Jiwa kreatif.
Mengemas sebuah ide menjadi konten menarik adalah kunci utama untuk sukses. Jangan bosan untuk terus menggali ide dan referensi di Internet agar kreativitas terasah.
2. Percaya diri.
Selain kreatif, menjadi seorang Youtuber atau Influencer juga harus percaya diri untuk menunjukan kreativitasnya bahkan di tempat umum. Sering berlatih di depan cermin dan anggota keluarga dapat membantu mengurangi gugup saat membuat konten.
3. Mampu melihat tren.
Cari tahu apa yang akan menjadi tren berikutnya. Jeli melihat arus gelombang viral meningkatkan kesempatan orang untuk melihat akun kita.
4. Mampu mempelajari karakter dari sosial media.
Setiap platform memiliki karakter audience dan jenis konten yang berbeda. Instagram, misalnya, membutuhkan konten visual berkualitas karena perilaku audiencenya lebih menyukai visual.
STEVY WIDIA