youngster.id - Pandemi global telah membawa perubahan di berbagai aspek kehidupan. Selain meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan, masyarakat kini juga semakin familier dengan konsep sustainability atau keberlanjutan di berbagai bidang. Berbagai transisi menuju keberlanjutan kini menjadi prioritas berbagai pihak, mulai dari kalangan pemerintah hingga masyarakat.
Perubahan ini juga terjadi di sektor pariwisata, di mana Sustainable Tourism, yang awalnya hanya diminati oleh sejumlah orang, kini menjadi kebutuhan umum. Wisatawan kini lebih tertarik untuk menjelajahi keindahan alam, dengan memperhatikan dampak positifnya terhadap lingkungan, budaya, sosial, dan ekonomi, baik di tingkat lokal maupun nasional.
Sustainable tourism bukan hanya tentang mengembangkan destinasi wisata, tetapi juga mempertimbangkan dampak aktivitas pariwisata pada lingkungan, budaya, sosial, dan ekonomi. Konsep ini menekankan pemikiran jangka panjang dengan mempertimbangkan dampak positif bagi masyarakat setempat dan lingkungan secara keseluruhan.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pariwisata berkelanjutan, wisatawan kini lebih memperhatikan protokol kelestarian alam, kesehatan, keamanan, dan kenyamanan. Konsep pariwisata berkelanjutan bukan hanya menjadi tren baru dalam berwisata, tetapi juga mencerminkan kesadaran global terhadap tanggung jawab bersama dalam menjaga keberlanjutan bumi dan kehidupan sosial.
Sebagai respons terhadap tren ini, Program Studi (Prodi) Pengelolaan Perhotelan di Universitas Pelita Harapan (UPH) menghadirkan pendidikan yang berorientasi pada sustainable tourism dengan metode belajar unik yang mengintegrasikan kurikulum pembelajaran dengan pendekatan experiential learning.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, atau Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), saat ini tidak hanya berfokus pada peningkatan angka kunjungan wisatawan di Indonesia saja, melainkan lebih mengarah pada upaya mempromosikan pariwisata berkelanjutan di tanah air.
Untuk turut memajukan sustainable tourism, UPH mengintegrasikan keempat pilar utama Kemenparekraf: pengelolaan bisnis pariwisata yang berkelanjutan, aspek ekonomi berkelanjutan, keberlanjutan budaya, dan lingkungan yang berkelanjutan. UPH memberikan pelatihan untuk merancang dan mengelola destinasi pariwisata yang berkelanjutan, termasuk perencanaan tata ruang, manajemen limbah, dan pengembangan infrastruktur ramah lingkungan.
Salah satu contoh nyata keberhasilan penerapan sustainable tourism dari UPH telah diterapkan di Desa Kebondalem Kidul di Klaten. Sebagai bagian dari kegiatan experiential learning, mahasiswa UPH turut terlibat dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di sana melalui pengembangan keterampilan masyarakat dalam mengembangkan potensi kuliner di desa tersebut.
Melalui kegiatan ini, masyarakat lokal memiliki peluang baru untuk mengembangkan produk wisata kuliner secara berkelanjutan. Para mahasiswa UPH memberdayakan masyarakat setempat, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka, serta menciptakan ekosistem pariwisata yang saling menguntungkan.
Dr. Amelda Pramezwary, A.Par., M.M., CHE, Ketua Prodi Pengelolaan Perhotelan UPH mengatakan, pihaknya mempersiapkan mahasiswa untuk tidak hanya mengerti secara teori tentang konsep sustainability tourism yang ada di desa wisata, namun terjun langsung merasakan pengalaman selama mereka berada di sana sehingga semakin menambah wawasan mereka tentang desa wisata tersebut.
Mmenurutnya, tidak hanya mahasiswa yang mendapatkan pengetahuan, para penduduk setempat juga mendapatkan manfaat dari mahasiswa UPH dalam mengembangkan tata hidangan yang lebih profesional. Dengan kreativitas dalam seni penyajian makanan, dan manajemen event yang baik, produk sajian akan menjadi lebih menarik, modern, dan siap disebarluaskan serta dilestarikan.
“Kegiatan ini merupakan salah satu penerapan dari mata kuliah Planning & Development Sustainable Tourism yang dipelajari oleh mahasiswa di tahun kedua perkuliahan,” kata Amelda.
STEVY WIDIA
Discussion about this post