youngster.id - Laporan Monk’s Hill Ventures dan Glints bertajuk ‘The Southeast Asia Tech Talent Compensation Report’ menunjukkan, terjadi perebutan talenta digital antara startup di Indonesia, Singapura, dan Vietnam dengan raksasa global. Pasalnya di kawasan ini perusahaan teknologi raksasa ByteDance, Tencent, Alibaba, Zoom, Facebook, dan Twitter meningkatkan investasinya pada 2020.
Monk’s Hill Ventures dan Glints mencatat, startup lokal mencari cara baru untuk menarik bakat selain menawarkan kompensasi yang kompetitif. Berdasarkan laporan, mayoritas pendiri mengatakan kunci untuk mengalahkan persaingan yakni menunjukkan budaya dan kepemimpinan perusahaan.
CEO Binar Akademi Alamanda Shantika mengatakan, keahlian teknis yang dibutuhkan oleh startup yakni pemrograman, analisis data, pengembang perangkat lunak (software) dan lainnya. Namun, perusahaan juga mencari talenta digital yang mampu berinovasi.
“Inovasi diperlukan karena, di dunia startup, talenta digital harus memecahkan masalah yang bermunculan,” kata Alamanda dalam acara Next Gen Summit 2021 baru-baru ini..
Menurut mantan petinggi Gojek itu, para calon pekerja harus dapat mendeteksi masalah. Lalu berpikir rasional mengenai inovasi untuk mengatasi persoalan itu. Talenta digital juga dituntut mempunyai daya tahan tinggi terhadap tekanan di dunia startup. “Dituntut resilience dan belajar dengan cepat. Sebab, proses bisnis startup berjalan sangat dinamis. Alhasil, banyak terjadi rotasi tenaga digital untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul,” kata Alamanda.
Sementara itu, Guru Besar Manajemen UI Rhenald Kasali menilai, talenta digital perlu pandai berkolaborasi. “Dia tidak bisa jago sendiri. Engage dengan orang lain,” katanya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post