youngster.id - Dalam laporan tahunannya, Accenture Technology Vision memprediksikan tren teknologi yang akan paling banyak digunakan dalam bisnis ekonomi digital. Riset tahunan yang melibatkan lebih dari 5.400 pebisnis dan praktisi TI di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, mengungkap lima tren teknologi yang akan muncul sepanjang tahun ini dan berfokus pada konsep “For People, By People”.
Mengusung tema “Teknologi untuk Manusia” (Technology for People), Accenture mengajak para pemimpin usaha dan ahli teknologi untuk mendesain dan mengarahkan teknologi yang dapat memperkuat dan meningkatkan kemampuan manusia. Laporan tesebut menyatakan bahwa saat ini masyarakat mulai melihat hadirnya teknologi dengan konsep “untuk manusia, oleh manusia” (for people, by people) – dimana teknologi akan mengantisipasi kebutuhan masyarakat dan memberikan pengalaman yang sangat personal.
“Seiring peran teknologi dalam mengubah cara kita hidup, bekerja, dan menciptakan peluang, namun teknologi juga membawa tantangan sosial. Oleh karena itu, manusia memiliki kendali untuk menciptakan perubahan yang berdampak pada hidup kita, dan kami percaya bahwa para pemimpin kita merupakan pemimpin yang tanggap dan bertanggung jawab sehingga dapat memastikan setiap teknologi baru akan memberikan dampak yang positif,” ujar Paul Daugherty, Chief of Technology and Innovation Officer Accenture.
Accenture Technology Vision mengidentifikasi lima tren teknologi terbaru yang penting untuk kesuksesan bisnis dalam ekonomi digital saat ini:
- Artificial Intelligence is the new User Interface(intelijensia buatan adalah tatap muka pengguna yang baru). Intelijensia buatan (AI) saat ini mulai bangkit, mengatasi berbagai masalah dengan membuat interaksi menjadi lebih sederhana dan pintar. AI menjadi bentuk tatap muka pengguna (UI) yang baru, mendukung cara kita bertransaksi dan berinteraksi dengan sistem. Sebanyak 87% responden dari Indonesia (dibandingkan 79% responden global) setuju bahwa AI akan merevolusi cara mereka memperoleh informasi dan berinteraksi dengan pelanggan. Selain itu, Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan tengah menjadi perbincangan hangat dalam beberapa tahun belakangan ini dan Indonesia menjadi salah satu negara yang mulai ikut meliriknya.
- Design for Humans.Keputusan untuk mendesain teknologi dibuat oleh manusia, untuk manusia. Teknologi beradaptasi terhadap cara kita berperilaku dan teknologi belajar dari manusia untuk meningkatkan kualitas hidup, membuat manusia lebih kaya dan merasa lebih terpenuhi. 85% eksekutif dari Indonesia dan ASEAN (dibandingkan dengan 79% eksekutif global) yang mengikuti survei setuju bahwa organisasi harus memahami tidak hanya posisi individu hari ini, tetapi juga dimana mereka ingin berada – dan membentuk teknologi untuk beraksi sebagai pemandu untuk mewujudkan hasil yang diharapkan.
- Ecosystems as Macrocosms. Perusahaan yang menyediakan layanan satu pintu untuk beragam layanan, telah melanggar aturan tentang bagaimana perusahaan beroperasi dan berkompetisi. Perusahaan tidak hanya membutuhkan sebuah platform strategi, mereka membutuhkan pendekatan ekosistem yang kaya dan kuat untuk memimpin di era kecerdasan baru. Sebanyak 22 persen eksekutif dari Indonesia (dibandingkan dengan 27 persen eksekutif global) menyatakan bahwa ekosistem digital telah mengubah cara organisasi dalam memberikan nilai bagi pelanggan.
- Workforce Marketplace.Jumlah platform tenaga kerja yang dibutuhkan dan solusi manajemen pekerjaan secara online kini tumbuh dengan pesat. Hasilnya, perusahaan-perusahaan terkemuka saat ini menghapus hirarki tradisional dan mengganti mereka dengan talent marketplaces (pasar sumber daya manusia), dimana akhirnya dapat menggerakan transformasi ekonomi mendalam sejak Revolusi Industri. 95% eksekutif dari Indonesia (dibandingkan dengan 85% eksekutif global dan 66% eksekutif ASEAN) mengatakan mereka berencana untuk meningkatkan penggunaan pekerja lepas di masa mendatang. Tren terhadap shared economy pun telah dimulai di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari maraknya kontrak-kontrak on-demand dengan para pekerja independen, ditandai pula dengan hadirnya layanan berbasis digital Uber, GetCraft dan Freelancer.com.
- The Uncharted.Untuk mensukseskan ekonomi digital saat ini, perusahaan harus mempelajari area yang belum pernah tersentuh sebelumnya. Alih-alih hanya berfokus pada pengenalan produk dan jasa yang baru, mereka harus berpikir lebih luas – memaksimalkan peluang untuk menciptakan aturan dan standar untuk sebuah industri yang baru. Kenyataannya, 70% eksekutif dari Indonesia (dibandingkan dengan 74% eksekutif global) menuturkan bahwa organisasi mereka sedang memasuki industri digital yang baru dan belum terdefinisikan sebelumnya. Di Indonesia, kebutuhan akan layanan on-demand yang spesifik seperti transportasi daring, digital payment, on-demand workforce dan layanan pengiriman makanan secara daring semakin marak sehingga memicu tipe bisnis baru.
“Kami bangga dapat meluncurkan studi Accenture Technology Vision yang melibatkan data dan responden dari Indonesia. Kedepannya, kami berharap hasil studi dapat menjadi acuan bagi para pemimpin usaha dan ahli TI di Indonesia agar dapat beradaptasi dan mencapai pertumbuhan bisnis yang optimal di era digital,” kata Engkun Juganda, Managing Director Technology, Accenture Indonesia.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post