Inilah Para “Endeavor Entrepreneur” Muda Indonesia

Beberapa pengusaha muda Indonesia lolos ISP dan menjadi Endeavor Entrepreneur (Sumber: Endeavor Indonesia)

youngster.id - International Selection Panel (ISP) yang digelar Endeavor telah meloloskan para entrepreneur muda Indonesia ke level internasional. Mereka adalah Achmad Zaky dan Fajrin Rasyid (Bukalapak), Gibran Huzaifah (Cybreed), dan Aaron Fishman (East Bali Cashews), sebagai orang-orang yang mampu menginspirasi entrepreneur muda.

Menurut Sati Rasuanto, Managing Director Endeavor Indonesia, tidak mudah untuk bisa menjadi Endevador Entrepreneur. Keberhasilan para pengusaha muda Indonesia tersebut, dihasilkan melalui beberapa tahapan dalam proses seleksi ketat di tingkat lokal sebelum akhirnya dapat mencapai tahap akhir yaitu ISP ke-63 di Dubai.

Di seluruh dunia, hanya 2-4% dari para entrepreneur yang melalui tahap ISP, terpilih menjadi Endeavor Entrepreneur (EE).

“Lolosnya Zaky, Fajrin, serta Gibran sangat membangakan. Dengan menjadi Endeavor Entrepreneur, mereka mendapatkan exposure ke mentor, network, talent, learning, events, serta bisa bertemu investor dan Endeavor Entreprenuer dari seluruh dunia,” ujar Sati dalam keterangan tertulis, Jumat (11/3/2016).

ISP merupakan tahap akhir seleksi menjadi Endeavor Entrepreneur, dimana kandidat melalui proses wawancara selama tiga hari dengan pemimpin bisnis global dari jaringan Endeavor. Sebelumnya, kandidat sudah melalui beberapa proses interview di Indonesia yang berlangsung selama 6-12 bulan.

Sati menjelaskan, Bukalapak dianggap berhasil menjadi high impact enterprise di Indonesia melalui bisnis marketplace online. Pada 2015, sekitar 500 ribu UMKM bergabung ke Bukalapak dengan pendapatan 5 juta per bulan dan pertumbuhan dua kali lipat setiap tahunnya.

Sementara itu, Gibran Huzaifah melalui Cybreed, terpilih karena membantu sektor agrikultur dan pangan menjadi lebih efisien lewat teknologi eFishery. Produk ini adalah alat pemberi pakan ikan dengan sensor untuk mendeteksi nafsu makan ikan dan memberikan pakan sesuai kebutuhan.

Petani dapat mengontrol ternaknya dari smartphone, menghemat 70% sumber daya yang selama ini terserap ke aktivitas memberi pakan ikan saja. Dengan 40% populasi Indonesia bergantung pada agrikultur, bisnis ini memberikan dampak besar.

Sedangkan East Bali Cashews, produsen kacang mete di Bali ini, berhasil memenangkan penghargaan bergengsi Award for Corporate Excellence (ACE) dari Departemen Luar Negeru Amerika Serikat atas dampak sosial yang mereka ciptakan.

“Mereka lolos karena dinilai bukan hanya memiliki kemampuan membangun usaha yang luar biasa, namun juga menginspirasi entrepreneur muda lainnya,” tukas Sati.

 

ANGGIE ADJI SAPUTRA

Editor : STEVY WIDIA

Exit mobile version