youngster.id - WHO menyatakan, stroke merupakan penyebab ketiga tertinggi untuk gabungan kematian dan disabilitas di dunia. Bahkan diperkirakan jumlah penderita stroke usia muda terus meningkat, dan setiap tahun sekitar 15% dari semua kasus stroke terjadi pada kelompok usia 15-49 tahun secara global. Di Indonesia, kasus stroke pada usia muda (15–54 tahun) pada tahun 2018 mencapai 19,9% atau sekitar 577.467 kasus.
Studi Interstroke (2016) di The Lancet mengungkapkan, sekitar 90% kasus stroke sebenarnya dapat dicegah melalui pengendalian faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung, pola makan tidak sehat, stres, dan kurang aktivitas fisik. Termasuk juga pemeriksaan secara berkala.
Untuk mencegah meningkatnya risiko stroke, Omron menghadirkan tensimeter digital dengan inovasi terbaru yaitu, teknologi IntelliSense AFib. Teknologi canggih yang disematkan pada peralatan ini akan menganalisis pola gelombang tekanan nadi dengan akurasi tinggi untuk mendeteksi kemungkinan atrial fibrilasi (AFib), salah satu gangguan jantung yang sering tidak disadari namun dapat meningkatkan risiko stroke hingga lima kali lipat.
“Melalui inovasi berbasis teknologi dan edukasi berkelanjutan, kami berkomitmen membantu masyarakat memantau tekanan darah dan mendeteksi potensi gangguan irama jantung seperti AFib dengan lebih mudah dan akurat. Harapan kami sederhana, agar semakin banyak keluarga di Indonesia dapat terhindar dari risiko stroke,” ucap Tomoaki Watanabe, Director OMRON Healthcare Indonesia dalam acara World Stroke Day: Omron Call dor Early Detection, Rabu (22/10/2025) di Jakarta.
Watanabe menjelaskan, teknologi canggih yang disematkan pada tensimeter HEM-7383T1n ini akan menganalisis pola gelombang tekanan nadi dengan akurasi tinggi untuk mendeteksi kemungkinan AFib sejak dini hanya dengan satu klik. Ditenagai oleh kecerdasan buatan dan basis data ribuan rekaman tekanan darah serta detak jantung, perangkat ini membantu pengguna mengenali potensi risiko stroke sebelum gejala muncul.
Tensimeter digital ini juga dilengkapi dengan manset IntelliWrap yang memastikan hasil pengukuran akurat dari segala posisi lengan, memori untuk dua pengguna, layar besar yang mudah dibaca, serta konektivitas Bluetooth ke aplikasi OMRON connect untuk pelacakan data tekanan darah secara digital.
“Dengan fitur-fitur ini, pengguna dapat memantau tekanan darah dan kondisi jantung secara konsisten, baik untuk kebutuhan pribadi maupun pemantauan bersama tenaga medis. Pemantauan mandiri yang teratur menjadi langkah sederhana namun krusial dalam mencegah komplikasi serius terkait kesehatan jantung dan otak. Harapan kami langkah ini akan dapat menekan angka kejadian masalah Kesehatan seperti stroke hingga zero (nol),” ucapnya.
Sementara itu, Neurolog dari RS Brawijaya Saharjo & Mayapada Kuningan Dr Zicky Yombana Babeheer, SpN, AIFO-K, DAI FIDN, CPS mengungkapkan, di Indonesia, Survei Kesehatan Indonesia 2023 mencatat prevalensi stroke mencapai 8,3 per 1.000 penduduk, berkontribusi sebesar 11,2% terhadap total kecacatan dan 18,5% terhadap total kematian. Bahkan dia pernah menangani bayi berusia 3 bulan yang mengalami stroke.
“Dengan melakukan pemantauan tekanan darah secara rutin di rumah, masyarakat dapat mendeteksi perubahan tekanan atau irama jantung lebih awal, sehingga penanganan dapat dilakukan sebelum terjadi komplikasi serius,” ungkapnya.
Saat ini, Omron menyediakan monitor tekanan darah paling di rekomendasikan dan sudah lebih dari 400 juta unit terjual secara global, termasuk di Indonesia. Tensimeter HEM-7383T1 tersedia di Indonesia dengan harga mulai dari Rp1,5 juta per unit.
STEVY WIDIA
Discussion about this post