youngster.id - Ransomware masih menjadi salah satu ancaman cyber paling merusak yang dihadapi organisasi saat ini. Serangan ransomware dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar, penghentian operasional, dan kebocoran data, yang berdampak pada organisasi dari berbagai skala dan industri, termasuk layanan kesehatan, ritel, pendidikan, manufaktur, dan sektor publik. Data Mandian menyebut, rata-rata kerugian dari insiden ransomware atau pemerasan siber mencapai lebih dari US$5 juta.
Sebagai langkah proaktif, Google Cloud mengumumkan penyempurnaan Google Drive for Desktop dengan deteksi dan intervensi ransomware berteknologi AI yang secara otomatis dapat menghentikan sinkronisasi file dan memungkinkan pengguna memulihkan file dengan mudah hanya dengan beberapa klik.
Country Director, Indonesia, Google Cloud Fanly Tanto, mengatakan ini adalah lapisan pertahanan yang benar-benar baru. Deteksi dan intervensi berbasis AI di Google Drive for Desktop mampu mengidentifikasi ciri utama serangan ransomware, yaitu upaya untuk mengenkripsi file secara massal, lalu dengan cepat melakukan intervensi untuk menciptakan semacam ‘balon pelindung’ di luar file pengguna sebelum serangan menyebar dengan menghentikan sinkronisasi file ke cloud secara otomatis.
“Di satu sisi, solusi antivirus terus berupaya menghentikan ransomware agar tidak masuk, tetapi di sisi lain kami juga telah membangun perlindungan untuk menghentikan ransomware agar tidak efektif ketika berhasil menembus sistem. Hal ini membantu menghentikan ransomware melakukan hal yang membuatnya sangat efektif, merusak file penting dan membuatnya tidak dapat digunakan,” katanya dikutip Kamis (2/10/2025).
Menurut Fanly, hingga saat ini, ransomware masih sering diperlakukan sebagai masalah antivirus, yaitu dengan mencari kode yang berpotensi berbahaya sebelum diaktifkan dan memblokir kode tersebut agar tidak masuk ke dalam sistem TI. Pertahanan seperti ini masih penting dan diperlukan, tetapi jika dilihat dari masih terus berhasilnya serangan ransomware selama beberapa tahun terakhir, pendekatan ini dapat dibilang tidak memadai.
Ketika jenis ransomware baru berhasil melewati perlindungan antivirus tradisional, pengguna dan organisasi dapat langsung terdampak tanpa adanya langkah mitigasi cadangan. Apalagi ransomware juga kini bukan lagi sekadar masalah TI, tetapi sudah semakin mengancam operasi bisnis inti, seperti lini manufaktur, operasional ritel, layanan rumah sakit, atau layanan imigrasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk menemukan cara yang lebih komprehensif dalam melawan ransomware.
“Selain itu, pertahanan malware bawaan yang ada di Google Drive juga membantu mencegah penyebaran ransomware ke perangkat lain dan mengambil alih seluruh jaringan. Secara keseluruhan, pertahanan baru ini akan membantu melindungi bisnis, sekolah, rumah sakit, lembaga pemerintah, dan berbagai organisasi lainnya dari gangguan serangan ransomware yang bisa sangat merusak,” tambahnya.
Dijelaskan, Google Drive for desktop yang tersedia di Windows dan macOS, digunakan untuk menyinkronkan file dan dokumen pengguna ke cloud secara efisien dan aman. Aplikasi ini juga berfungsi sebagai garis pertahanan penting terhadap serangan malware dan ransomware. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Google Cloud telah membangun model AI eksklusif, yang dilatih menggunakan jutaan sampel ransomware di dunia nyata, untuk mendeteksi sinyal jika sebuah file telah dimodifikasi secara berbahaya.
Mesin deteksi ini beradaptasi dengan jenis ransomware baru dengan terus menganalisis perubahan file dan menggabungkan kecerdasan ancaman baru dari VirusTotal. Ketika Google Drive mendeteksi aktivitas janggal yang mengindikasikan serangan ransomware, sistem akan secara otomatis menghentikan sinkronisasi file yang terdampak, sehingga mencegah meluasnya kerusakan data di seluruh Google Drive pengguna.
Pengguna kemudian akan menerima notifikasi di desktop dan email yang berisi panduan untuk memulihkan file mereka. Berbeda dengan solusi tradisional yang biasanya memerlukan proses rumit, seperti re-imaging atau menggunakan perangkat lunak pihak ketiga yang mahal, antarmuka web Google Drive yang intuitif memungkinkan pengguna memulihkan banyak file ke kondisi sebelumnya hanya dengan beberapa klik. Kemampuan pemulihan cepat ini membantu meminimalkan gangguan serta risiko kehilangan data.
STEVY WIDIA
Discussion about this post