youngster.id - Saat ini geliat investasi ritel pada sektor perdagangan berjangka dan komoditas di Indonesia terus menunjukkan tren pertumbuhan yang sangat pesat.
Laporan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menyebutkan bahwa hingga Mei 2022, jumlah investor ritel yang memperdagangkan produk di bawah Bappebti mencapai 14,1 juta investor. Angka tersebut bertambah hampir 3 juta investor dari 11,2 juta dibanding akhir Desember 2021.
Pertumbuhan pesat ini menunjukkan minat yang sangat besar di kalangan investor ritel. Khususnya generasi Z dan milenial profesional muda berusia 40 tahun ke bawah. Kondisi ini turut dipicu oleh pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 sehingga mendorong aktivitas dan transaksi investasi.
Situasi pertumbuhan masif ini membuat investor sangat membutuhkan lebih banyak skema-skema perdagangan dan investasi yang bisa membuka peluang lebih besar dalam hal portfolio baru, termasuk peluang lintas negara.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah kebutuhan akan diversifikasi investasi, untuk memperkuat portfolio. Sebagai contoh, akses terhadap berbagai produk investasi pada bursa di Amerika Serikat seperti NASDAQ dan New York Stock Exchange (NYSE).
Untuk itu, Gotrade mengumumkan telah memfasilitasi penyelenggaraan Penyaluran Amanat Nasabah ke Bursa Berjangka Luar Negeri (PALN) atas Kontrak Derivatif Single Stock bekerja sama dengan Jakarta Futures Exchange (JFX) atau Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). Skema ini tunduk pada Peraturan Bappebti No 1 dan 2 tahun 2022 yang sudah berlaku efektif sejak Maret 2022 lalu. Skema PALN single stock menjadi salah satu opsi skema perdagangan dan investasi yang dapat membuka peluang untuk portfolio baru bagi konsumen Indonesia.
“Melihat peluang ini, Gotrade hadir untuk memfasilitasi penyelenggaraan PALN single stock bekerja sama dengan JFX. Gotrade ingin memberikan opsi kepada investor ritel di Indonesia untuk melakukan diversifikasi portofolio secara legal dan aman,” kata Ajisatria Suleiman, VP Gotrade Indonesia, dikutip MInggu (9/10/2022).
Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang menjelaskan bahwa saat ini animo investor masih terus meningkat dan menunjukkan bahwa PALN ini sangatlah potensial untuk terus berkembang.
“Kondisi menjelang resesi ekonomi yang ada di Amerika dan beberapa negara maju tidak menyurutkan minat investasi masyarakat Indonesia. Justru kondisi ini membuat masyarakat semakin membutuhkan perputaran dananya. Minat investasi masyarakat tetap tumbuh tinggi,” ujar Paulus.
Diklaim Paulus, hingga Kamis malam (6/10) sudah terdapat 2.007.538 volume transaksi sejak dibuka PALN pada akhir Maret lalu. Menurutnya, angka yang dicapai dalam transaksi PALN tersebut sudah sangat melampaui perkiraan BBJ untuk transaksi harian sebanyak 75.000 traded. Di tahun depan, Paulus memperkirakan volume PALN akan mencapai 5 juta transaksi.
PALN single stock hanya dapat dilakukan lewat sistem yang tersedia di bursa berjangka lokal ke pialang berjangka anggota lembaga kliring berjangka internasional terdaftar di BBJ. Karenanya BBJ membuka kesempatan bagi semua masyarakat, terutama generasi muda untuk memanfaatkan investasi di pasar modal Amerika dengan fraksi yang kecil.
BBJ sendiri saat ini telah memfasilitasi trading kontrak derivatif saham fraksional ke dua bursa AS, yakni New York Stock Exchange (NYSE) dan NASDAQ. Keduanya masing-masing menaungi 25 saham emiten.
Sistem Gotrade membantu pialang berjangka menawarkan kesempatan investasi bagi semua masyarakat termasuk Gen-Z untuk berinvestasi hingga fraksi yang sangat kecil, hingga delapan digit di belakang koma.
Melalui Gotrade, pengguna di Indonesia saat ini sudah bisa membeli PALN single stock Tesla, Apple, Google, dan emiten ternama lainnya mulai dari US$1 berkat fraksionalisasi, kondisi saat kontrak berjangka diubah jadi derivatif dari fraksi saham.
“Contoh, harga saham Google kini di level US$117. Dengan fraksionalisasi PALN saham, maka bisa dipecah secara derivatif sehingga bisa dibeli dengan harga lebih rendah. Jadi meskipun kita hanya punya US$ 1, bisa dapat saham Google yang harganya US$ 117. Tentunya, nilai saham akan disesuaikan menjadi senilai 1 per 117,” tutup Aji.
HENNI SOELAEMAN
Discussion about this post