youngster.id - Indonesia menjadi salah satu negara dengan perputaran uang sangat besar lewat beragam media. Berdasarkan riset CEIC, Indonesia menjadi negara kedua terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan perputaran uang kartal dan giral dengan nilai US$1,5 triliun pada tahun 2020. Di sisi lain, berkat maraknya bisnis digital pertumbuhan financial technology (fintech) pun beranjak naik.
Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), maraknya startup fintech saat ini akan mengakibatkan massifnya transaksi non tunai. Ketika transaksi non-tunai semakin umum bagi kalangan masyarakat, maka akan muncul bisnis-bisnis baru di industri ini.
“Jadi semakin cashless akan terjadi efisiensi dan terus muncul bisnis-bisnis digital. Ini akan menciptkaan tenaga kerja yang lebih besar lagi dan tentunya mendorong ekonomi Indonesia,” kata Bhima saat dalam diskusi virtual bertajuk ‘Peran Fintech Dorong Ekonomi Digital Indonesia’ yang digelar Forum Wartawan Teknologi (FORWAT), Rabu (10/11/2021).
Karena itu dia memprediksi fintech akan berperan dalam mendorong perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Untuk itu diperlukan kolaborasi antara perusahaan fintech. Jika tidak, akan sulit untuk bertahan di industri yang massif ini.
Sementara itu, Jesayas Ferdinandus CEO OY! Indonesia mengungkapkan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan perputaran uang lewat beragam media. Saat ini berdasarkan data BI, 85% orang Indonesia masih bertransaksi secara tunai.
Untuk mendorong peningkatan transaksi digital, startup fintech itu melakukan berbagai kegiatan edukasi dan layanan yang mampu menjangkau masyarakat yang lebih luas. Karena itu OY! Indonesia memadukan antara sistem online dengan offline.
“Kami melayani transaksi keduanya. Boleh dibilang, kami adalah aggregator dari sumber keuangan,” ujar Jesayas.
Perusahaan yang terbentuk sejak tahun 2017 ini menyebut layanannya sebagai money movement yang memfasilitasi semua proses keuangan, mulai dari kebutuhan sehari-hari individu hingga kebutuhan bisnis di antara beberapa institusi, mulai dari berbagai bank komersial, bank digital, P2P Lending, e-money, dan perusahaan fintech lainnya.
Pada kesempatan itu, Jonathan Bryan, Chief Marketing Officer KoinWorks menyebut untuk meningkatkan transaksi digital, butuh kerjasama dengan banyak pihak. Sebagai layanan P2P lending, Koinworks bekerjasama dengan OY! Indoensia.
“Pengelolaan transaksi bisnis baik offline maupun online secara tidak langsung akan membuat perusahaan lebih fokus kepada pengembangan bisnis tanpa harus memikirkan proses transaksi yang rumit,” katanya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post