youngster.id - Selama ini, Silicon Valley sering dijadikan kiblat perusahaan teknologi dan perusahaan rintisan (startup). Namun sesungguhnya startup Indonesia memiliki keunggulan, yang tidak dimiliki Silicon Valley. Dan hal itu yang menjadi modal untuk menjadi the next Digital Energy of Asia.
Hal itu diungkapkan Yansen Kamto, CEO Kibar. “Indonesia tidak seperti Silicon Valley. Indonesia punya nilai tersendiri, yaitu keberagaman yang tidak dimiliki negara lain di dunia. Keberagaman ini perlu dikembangkan lagi untuk dijadikan solusi,” ungkap Yansen dalam acara Peran Penting Elemen Bangsa dalam Gerakan 1.000 Startup Digital baru-baru ini di Jakarta.
Yansen menyebutkan contoh keberagaman yang dimiliki Indonesia. Pertama keragaman budaya. “Misalnya batik dan kuliner yang dari berbagai daerah di Tanah Air sangatlah beragam dan punya ciri khas masing-masing. Pernah terpikir buat Alibaba tapi menyasar kebudayaan. Padahal batik kita banyak sekali macamnya. Lalu, kuliner juga banyak, kalau itu di-aggregate itu kan bagus. Startup di sektor ini masih kosong,” sebutnya.
Bahkan, soal pariwisata, kata dia, Indonesia memiliki segalanya dibanding negara lainnya. Namun, sayang, potensi tersebut belum dijadikan pijakan untuk membangun startup yang bergerak di sektor pariwisata.
“Singapura itu cuma satu pulau. Kita punya 17 ribu pulau. Startup yang bergerak di perjalanan pariwisata itu masih kosong juga, Traveloka hanya mengurusi tiket sama pesan hotel,” ujar Yansen. “Itu beberapa sektor yang masih kosong. Startup belum banyak bermain di sana. Dan ini butuh ekosistem yang solid,” ungkapnya.
Alasan itulah KIBAR menginsiasi Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital. Menurut Yansen, lewat gerakan ini akan dapat mempuk produktifitas kaum muda dalam menemukan peluang menjadi pelaku ekonomi digital kreatif yang tak hanya mampu menjadi pemenang di pasar lokal, namun juga menembus pasar internasional. “Jadi gerakan ini tidak mencari yang bergerak di e-commerce, karena itu sudah matang,” tutur dia.
Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital baru digerakkan pada Agustus 2016 dan menjaring di tiga kota dari 10 kota yang ditargetkan. Ketiga yang dimaksud, yaitu Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta. Sementara, sisanya seperti Malang, Semarang, Bandung, Makassar, Medan, Pontianak, dan Bali akan bakal menyusul secara bertahap.
STEVY WIDIA
Discussion about this post