Kekuatan Adaptasi dan Soft Skills, Kunci Bagi Anak Muda Hadapi Dinamika Masa Depan

Beswan Djarum

Pelatihan Nation Building untuk para Penerima Program Djarum Beasiswa Plus (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Pandemi Covid-19 membawa perubahan di berbagai sektor dan menuntut masyarakat untuk beradaptasi dengan keadaan. Kondisi ini juga telah memberikan pembelajaran berharga bagi masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda, dan mendorong mereka membuka pikiran, memunculkan ide kreatif dalam menjawab berbagai tantangan.

Hal ini yang dihadirkan Bakti Pendidikan Djarum Foundation pada pelatihan Nation Building untuk para Penerima Program Djarum Beasiswa Plus (Beswan Djarum).

Program Manager Bakti Pendidikan Djarum Foundation Abraham Delta Oktaviari mengatakan, program ini mengajak anak muda untuk terus mewujudkan mimpi, harapan serta memberikan dampak positif pada lingkungan dalam beragam dinamika kehidupan.

“Dalam hidup, kita kerap dihadapkan pada beberapa pilihan, termasuk respon dalam menghadapi situasi tertentu. Ini merupakan pilihan bebas, apakah kita mau membiarkan diri terperangkap pada situasi sulit, atau bangkit dan melakukan hal positif yang bisa berdampak baik bagi diri kita sendiri dan orang lain. Untuk itu, Djarum Foundation melalui pelatihan soft skills, Nation Building, ingin mengajak masyarakat Indonesia, terutama generasi muda sebagai tonggak negara, dapat merespon secara positif dan melakukan sesuatu yang memberikan dampak baik bagi orang- orang sekitarnya,” kata Abraham dalam keterangan pers, Rabu (16/11/2022).

Abraham menerangkan, pelatihan bertema “Merajut Asa, Bangkitkan Harapan” ini diberikan untuk menguatkan wawasan kebangsaan para Beswan Djarum tentang makna serta hakikat bangsa dan kebangsaan. “Melalui pelatihan soft skills ini, mereka diharapkan dapat belajar mengenali diri sendiri, merangsang kepedulian dan keingintahuan terhadap lingkungan sekitar, dan akhirnya mendorong para Beswan Djarum agar memiliki kesadaran terhadap pentingnya kemampuan adaptif, berpikir kreatif, inovatif serta memiliki empati terhadap orang lain untuk bisa bersinergi dan berkolaborasi agar mendapatkan hasil yang lebih optimal,” katanya lagi.

Sementara itu Founder Rumah Perubahan Prof Rhenald kasali mengatakan, sejak dahulu kala, generasi muda Nusantara telah tampil sebagai pelopor dalam memperjuangkan perubahan dan keluar dari belenggu penjajahan Belanda.

“Saat ini, di tengah belenggu pandemi, generasi muda juga perlu senantiasa bergerak dan berani maju, melintas rintangan. Jangan hanya melihat pandemi hanya dari satu sisi yang tidak menyenangkan, tapi lihatlah pandemi sebagai suatu kondisi yang menciptakan beragam kreativitas untuk berkarya. Untuk itu, program pelatihan soft skills seperti Nation Building, sangat baik dalam mendukung dan menginspirasi generasi muda lainnya agar mampu mewujudkan harapan dan ide-ide kreatifnya,” kata Prof Rhenald.

Salah seorang Beswan Djarum 2021/2022, Arjuna Marcelino mengungkapkan, pandemi menciptakan rasa bosan bagi saya sebagai seorang mahasiswa. Dia lalu memutuskan saya menjadi mentor di sebuah lembaga pendidikan. Tetapi karena pandemi saat itu makin meningkat, dan murid berkurang, Arjuan memutuskan pulang ke Medan. Di sana, dia menemui adik-adik kelas yang kesulitan belajar karena sekolah tatap muka ditiadakan atau bimbel online belum cukup populer.

“Saya melihat adanya kebutuhan akan lembaga bimbingan belajar untuk membantu adik-adik kelas belajar tanpa biaya. Hal ini melatarbelakangi saya memutuskan untuk mendirikan marsiajar.id, sebuah pengajaran online (e-learning), berkolaborasi dengan teman-teman kuliah sebagai mentor guna membantu adik-adik kelas agar bisa belajar tambahan secara gratis. Pandemi mengajarkan saya dan teman-teman di Marsiajar.id untuk bisa bermanfaat dan berbuat sesuatu bagi orang lain, meskipun pandemi membelenggu aktivitas kami,” ungkapnya.

Cerita senada juga dialami Zalfa Attiyah Faradiba, Alumni Beswan Djarum 2020/2021 dan Co-Founder Jatmiko Indonesia. Berbekal kemampuan Bahasa Inggris Zalfa mendirikan Jatmiko Indonesia, kelas belajar Bahasa Inggris gratis untuk pelajar di Indonesia.

“Awal mulanya mendirikan Jatmiko Indonesia karena cerita beberapa teman yang kesulitan saat mengikuti tes atau wawancara kerja dalam Bahasa Inggris. Saya melihat hal tersebut sebagai suatu masalah yang harus dicari solusinya. Pandemi tidak hanya menciptakan peluang usaha, tetapi juga mendorong saya untuk bisa berbuat sesuatu yang baik bagi orang lain, melalui berbagi ilmu dalam kelas Bahasa Inggris,” ungkap Zalfa.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version