youngster.id - Perusahaan restoran cepat saji McDonald’s mengumumkan akuisisi perusahaan teknologi Dynamic Yield dengan nilai lebih dari US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,3 triliun. Melalui akuisisi tersebut pihaknya ingin berfokus untuk mengembangkan teknologi pada layanan drive thru dan aplikasi di ponsel.
Presiden dan Chief Executive Officer (CEO) McDonald’s Steve Easterbrook mengatakan, dengan teknologi Dynamic Yield, menu yang ditampilkan pada layanan drive thru akan disesuaikan dengan berbagai kondisi seperti waktu, cuaca, dan kondisi keramaian restoran saat itu. Teknologi ini juga akan menampilkan rekomendasi tambahan menu berdasarkan pesanan konsumen.
“Dengan akuisisi ini, kami ingin meningkatkan peran teknologi dan data yang akan dimainkan di masa depan serta kecepatannya, sehingga kami ingin mengimplementasikan visi kami untuk menciptakan pengalaman yang lebih personal bagi pelanggan kami,” ujar Easterbrook dalam pernyataan resmi yang dilansir CNN baru-baru ini.
Lebih lanjut Easterbrook mengatakan, mereka telah melakukan uji coba teknologi drive thru tersebut di beberapa lokasi restoran McDonald’s di Amerika Serikat (AS) pada tahun lalu. Rencananya, perusahaan ini akan meluncurkan teknologi tersebut di seluruh Amerika Serikat tahun ini dan selanjutnya akan melakukan ekspansi ke pasar internasional.
Sementara itu, pendiri dan CEO Dynamic Yield Liad Agmon mengatakan bahwa perusahaannya dimulai pada tujuh tahun lalu dengan premis bahwa merek yang berfokus pada pelanggannya harus menjadikan personalisasi sebagai kegiatan inti.
“Kami sangat senang bergabung dengan merek global yang ikonik seperti McDonald’s dan kami bersemangat untuk berinovasi dengan cara yang memiliki dampak nyata pada kehidupan sehari-hari orang,” ujarnya.
Pada saat yang sama, McDonald’s memberikan pernyataan bahwa Dynamic Yield akan terus beroperasi sebagai perusahaan mandiri yang melayani klien yang sudah ada dan yang akan datang, dan akan terus berinvestasi dalam teknologi personalisasi inti. Menurut Crunchbase, Dynamic Yield telah mengumpulkan total USD 83,3 juta atau sekitar Rp 1,1 miliar dari investornya, termasuk Innovation Endeavours, Bessemer Venture Partners dan Marker Capital, serta pendukung strategisnya seperti Naver (yang memiliki aplikasi perpesanan Line and Snow), Baidu, The New York Times, dan Deutsche Telekom.
STEVY WIDIA
Discussion about this post