Kemenparekraf Dorong Industri Musik Tanah Air Manfaatkan Platform Digital

Konser 7 Ruang di LOKET Live. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Pandemi Covid-19 telah memukul telak industri pariwisata, termasuk di dalamnya industri musik. Hal ini mengkhawatirkan mengingat ada banyak orang yang terlibat dalam industri ini, tak hanya musisi tetapi juga kru, manajemen dan penyelenggara konser.

Untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan akibat pandemi COVID-19, khususnya di industri musik, pemerintah mendorong musisi Tanah Air untuk memanfaatkan platform digital.

“Pandemi COVID-19 ini tentu memberi tantangan, tetapi di sisi lain kita menjadi fasih sekali dengan dunia digital. Kini muncul ide-ide kreatif untuk memanfaatkan teknologi dan platfor digital untuk melakukan konser-konser musik secara virtual,” kata Josua Simanjuntak Plt. Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenperakraf), dalam webinar “Pemanfaatan Platform Digital Sebagai Sarana Showcase Musisi Tanah Air” Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rabu (24/6/2020).

Josua mengungkapkan Kemenparekraf sebelumnya juga telah membuat program-program untuk menggerakkan industri musik di Tanah Air. Seperti misalnya mengadakan program Ngamen Dari Rumah, Guyub Bunyi bagi para musisi-musisi tradisional, hingga pelatihan bagi para crew teknis dalam panggung.

“Memang yang berdampak ini yang banyak kaitannya dengan fisik. Dengan keluarnya Keputusan Menteri Kesehatan ini sesuai yang dibilang Pak Jokowi kita bisa menuju masyarakat produktif yang aman ini bisa berjalan. Kita ajak untuk membuat konser amal, ngamen virtual, dan berbagai hal lain yang bisa dilakukan secara online,” ungkapnya Joshua.

Lebih lanjut, Joshua juga mengungkapkan bahwa Kemenparekraf sedang menyusun panduan protokol kesehatan yang tentunya bisa digunakan bagi para pelaku industri ekraf, khususnya musik.

“Ini sekarang kita sudah mulai langkah berikutnya, kita akan mendorong dengan panduan-panduan yang membuat kita produktif. Kita bisa produktif tetapi tetap aman. Tetapi, panduan ini kita perlu sekali bantuan komunitas musik, nanti memberikan feedback apa yang perlu diperbaiki dari dokumen ini. Mulai dari rental studio latihan hingga saat manggung,” lanjut Josua.

Pada kesempatan itu, Co-founder M Bloc Space sekaligus Manajer Grup Musik Seringai, Wendi Putranto, mengungkapkan pandemi berujung pada pembatalan beberapa acara.

“Ini adalah krisis terbesar yang mungkin dialami 100 tahun setelah flu Spanyol melanda dunia. Ada lebih 234 acara seni di Indonesia dibatalkan atau ditunda akibat COVID-19. Tak terkecuali, 12 pertunjukkan di M Bloc Space sejak Maret-April 2020, total kerugian Rp 1,2 miliar,” kata Wendi.

Menurut dia, sebagai salah satu creative hub dan wadah kreatif bagi para musikus serta pelaku industri kreatif, M Bloc Space pun harus rehat sejenak akibat pandemi tersebut. Padahal sebelumnya, sejak M Bloc Space beroperasi selama enam bulan terakhir ada lebih dari 134 acara musik yang digelar.

Dia mengakui teknologi membuka konsep ide untuk konser virtual. Namun di sisi lain, Wendi mengungkapkan koneksi internet maish menjadi salah satu masalah. Berdasarkan data Speedtest Global Index (per Maret 2020), Indonesia berada di peringkat 118 dunia kategori mobile broadband dengan kecepatan download 14,05 mbps dan upload 9,34 Mbps. Sedangkan di kategori fixed broadband Indonesia menepati posisi 113 dunia.

“Koneksi menjadi bagian paling substansial. Koneksi internet di Jakarta yang tidak stabil alias cukup buruk, jarang yang berlangsung mulus tanpa acara,” katanya.

STEVY WIDIA

Exit mobile version