Kementerian PPPA dan XL Axiata Dorong Pelaku Usaha Perempuan #BeraniNaikKelas

Sispreneur

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI berkolaborasi dengan PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) untuk mendukung produktivitas perempuan pelaku UMKM, menggelar Program Sispreneur “Kelas Inkubasi Manajemen Bisnis (Pendampingan) 1.000 Pelaku Usaha Perempuan Indonesia #BeraniNaikKelas.” (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Saat ini, teknologi digital menawarkan kesempatan kepada siapa saja untuk mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki.

Menyikapi fenomena itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI berkolaborasi dengan PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) untuk mendukung produktivitas perempuan pelaku UMKM, menggelar Program Sispreneur “Kelas Inkubasi Manajemen Bisnis (Pendampingan) 1.000 Pelaku Usaha Perempuan Indonesia #BeraniNaikKelas.”

“Kami berharap pelatihan yang dilaksanakan pada tahun 2021 ini dapat menjawab berbagai tantangan yang masih dihadapi para perempuan wirausaha. Khususnya dalam membuka akses pengetahuan terkait pemahaman perspektif gender, perencanaan bisnis, pemasaran dan branding, serta literasi keuangan dan akses pasar yang lebih luas melalui digital marketing, sehingga pada akhirnya dapat memajukan usaha, meningkatkan perekonomian keluarga, dan memberi kontribusi pada perekonomian nasional,” ujar Bintang Puspayoga, Menteri PPPA dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (14/8/2021).

Menurutnya, pemulihan ekonomi nasional dapat diupayakan, salah satunya dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa. Dalam hal ini, kemampuan kewirausahaan perempuan sangatlah penting, mengingat pembukaan usaha baru dan perluasan usaha akan mendorong tersedianya lapangan kerja untuk menyerap angkatan kerja yang bertambah setiap tahunnya.

Berdasarkan data Perkembangan UMKM dan Besar di Indonesia pada tahun 2014-2018, dari seluruh jenis usaha di Indonesia, 99,99%-nya merupakan UMKM. Selain itu, data BPS pada tahun 2018, menunjukkan bahwa dari total UMKM, lebih dari 60% (sekitar 37 juta) dimiliki dan dikelola oleh perempuan.

Disebutkan Dian Siswarini, Presiden Direktur XL Axiata, program Kelas Inkubasi Sispreneur 2021 ini diikuti 1.000 perempuan pelaku UMKM yang terbagi dari lebih 20 provinsi di Indonesia. Mereka akan mendapatkan pendampingan manajemen bisnis untuk mengembangkan bisnisnya dengan memanfaatkan beragam sarana berbasis teknologi digital.

“Untuk itu, bagi para perempuan pelaku usaha mikro, teknologi digital akan memungkinkan mereka untuk menembus pasar yang lebih luas, yang hampir mustahil bisa dijangkau jika tidak online. Teknologi digital sekaligus akan mempermudah mereka melakukan promosi produk dan jasa secara lebih masif melalui media sosial ataupun platform marketplace,” jelas Dian.

Peserta Kelas Inkubasi Sispreneur 2021 berasal dari beberapa komunitas perempuan pelaku UMKM yang menjadi binaan Kementerian PPPA. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, XL Axiata dan Kementerian PPPA mendapatkan dukungan dari beberapa lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan, yaitu Asosiasi Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW), Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK), Yayasan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), KAPAL Perempuan, Kalyanamitra, Hapsari, Migrant Care, dan Koalisi Perempuan Indonesia.

Sejumlah materi yang diajarkan dalam Kelas Inkubasi Sispreneur 2021 ini meliputi perspektif gender dalam pelatihan kewirausahaan, perencanaan bisnis, pemasaran dan branding, literasi finansial, serta promosi melalui digital marketing. Tahun ini ada beberapa tambahan materi dan skill yang akan diberikan kepada perempuan pelaku UMKM peserta program inkubasi ini. Antara lain materi literasi finansial, yang akan diberikan oleh Tim dari Bank BRI, mengenai perlunya menyiapkan sisi finansial yang baik untuk dapat terus bertahan dalam menjalankan bisnis.

Sispreneur merupakan bagian dari program Sisternet yang bertujuan untuk meng-online-kan pelaku usaha mikro Perempuan Indonesia. Karena berdasarkan latar belakang yang masih dijumpainya diskriminasi dan ketidaksetaraan kesempatan bagi perempuan. Padahal, 9,1% Pendapatan Domestik (PDB) Indonesia berasal dari perempuan pelaku usaha mikro, dimana 50% di antaranya dikelola oleh perempuan. Setidaknya 10,2 juta UMKM di Indonesia, berpotensi untuk go-online, dan menjadi motor pertumbuhan ekonomi baru.

Diklaim Dian, sejak diluncurkan pada 23 April 2015, Sisternet kini telah membantu lebih dari 40 ribu perempuan.

“Program Kelas Inkubasi Sispreneur 2021 ini merupakan program kedua yang kami selenggarakan bersama dengan Kementerian PPPA, setelah sebelumnya kami berhasil membantu sekitar 275 pelaku usaha perempuan menuju dunia digital” pungkas Dian.

 

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version