Kerja Paruh Waktu Diminati Generasi Milenial

mahasiswa Indonesia

Populix: 45% Mahasiswa Indonesia Nekat Manipulasi Data Skripsi Agar Lulus (Foto: Ilustrasi/Dok. youngster.id)

youngster.id - Startup Sribu (PT Sribu Digital Kreatif) merilis hasil survey terkait freelancer di Indonesia. Hasilnya, tren bekerja sebagai freelancer semakin diminati di kalangan generasi milenial dan Z Indonesia.

Survei yang diadakan pada Januari 2020 ini melibatkan lebih dari 200 freelancer yang telah melalui proses kurasi oleh tim Sribu dan berdomisili di berbagai kota di Indonesia. Antara lain dari pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan NTB.

Sebanyak 65% dari keseluruhan responden survei berasal dari kelompok usia di bawah 30 tahun, sementara 27% berasal dari kelompok usia 30-40 tahun dan sisanya berusia 40 tahun ke atas.

Secara besaran penghasilan, bekerja secara paruh waktu (freelance) juga dianggap cukup menjanjikan dan bahkan tidak kalah dibandingkan dengan pekerjaan penuh waktu lainnya. Lebih dari 20% responden yang berpartisipasi dalam survei mengatakan bahwa mereka dapat menghasilkan lebih dari Rp 3.500.000 per bulan dari pekerjaan sebagai freelancer, atau setara dengan Upah Minimum Regional (UMR) sarjana di DKI Jakarta.

Meskipun besarnya penghasilan yang didapat menjadi salah satu alasan mengapa para generasi muda lebih memilih untuk bekerja secara paruh waktu, namun hasil survei mengungkapkan bahwa penghasilan bukan menjadi alasan utama yang membuat profesi freelancer diminati oleh generasi ini. Fleksibilitas waktu dan lokasi kerja serta kesempatan menyalurkan minat dan bakat menjadi dua alasan yang paling banyak dipilih oleh responden. Bekerja sebagai freelancer memungkinkan mereka untuk tetap memenuhi tanggung jawab lain di luar pekerjaan, misalnya mengurus keluarga dan keadaan fisik yang tidak memungkinkan untuk bekerja di luar rumah.

Namun demikian, prospek penghasilan yang menjanjikan dari pekerjaan paruh waktu ternyata membuat mayoritas responden mempertimbangkan untuk menjadikan pekerjaan ini sebagai pilihan karier yang dapat ditekuni dalam jangka panjang. Sebanyak 95% dari responden survei menyatakan bahwa mereka akan terus menekuni pekerjaan sebagai freelancer. Bahkan, 53% responden menyatakan bahwa mereka berencana untuk menekuni pekerjaan ini selama lebih dari lima tahun yang akan datang.

Selain referensi klien, teman dan kerabat, platform crowdsourcing seperti Sribu dianggap efektif untuk mendatangkan pekerjaan.

Alasan utama para freelancer bergabung dengan platform Sribu adalah karena mempertimbangkan reputasi Sribu yang sudah terbukti dengan jaringan klien yang luas sehingga memudahkan freelancer untuk mendapatkan klien. Selain itu, para freelancer juga memilih untuk bergabung dengan Sribu karena merasa aman dan nyaman bertransaksi melalui platform Sribu dan karena adanya dukungan teknis dari tim Sribu.

“Melalui platform crowdsourcing Sribu.com dan Sribulancer.com, Sribu telah mempertemukan komunitas freelancer dengan lebih dari 30.000 pengusaha menengah dan besar serta korporasi baik di dalam maupun luar negeri dengan mudah dan cepat. Hal ini  menciptakan peluang bagi pemerataan dan kesetaraan kesempatan kerja bagi para freelancer dari seluruh wilayah Indonesia. Kesempatan kerja yang cenderung masih terpusat di kota-kota besar kini dapat diakses oleh pekerja yang berasal dari kota-kota kecil dan pedesaan, tanpa dibatasi oleh lokasi dan ruang kerja. Tidak hanya itu, temuan survei kami juga mengungkapkan terciptanya kesetaraan karena peluang kerja sebagai freelancer tidak dibatasi oleh gelar akademis, namun  klien menilai berdasarkan kinerja, kualitas dan etos kerja mereka,” ujar Ryan Gondokusumo, CEO dan Founder Sribu.

Diklaim Ryan, saat ini lebih dari 150.000 orang telah bergabung dalam platform Sribu. Ditargetkan, dalam lima tahun ke depan, Sribu dapat memperoleh 5 juta pengguna jasa (klien) untuk menggunakan jasa freelancer Sribu dan memberdayakan hingga 500 ribu freelancer Indonesia.

 

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version