youngster.id - Kejahatan siber seperti phising, spoofing, cracking, serangan ransomware, tengah marak di masyarakat. Ternyata, biaya kerugian akibat kejahatan siber (cybercrime) di seluruh dunia diproyesikan akan mencapai US$8,44 triliun atau sekitar Rp129.643 triliun pada 2022.
Berdasarkan estimasi dari Statista, dikutip Senin (12/12/2022), kerugian akibat kejahatan siber di dunia diperkirakan dapat mencapai US$8,44 triliun atau sekitar Rp129.643 triliun (kurs Rp15.361/US$) pada 2022. Angka tersebut naik menjadi 40,9% dibanding tahun sebelumnya sebesar US$5,99 triliun.
Statista juga memproyeksikan kerugian dari kejahatan siber akan meningkat tiga kali menjadi menjadi US$23,82 triliun dalam lima tahun mendatang. Adapun, di Indonesia tercatat sebanyak 239,74 juta serangan siber terjadi sepanjang 2021.
Sementara itu Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyebut, DKI Jakarta menjadi target utama serangan siber di Tanah Air. Jumlah serangan siber yang mengarah ke ibu kota tercatat sebanyak 49,04 juta kali pada 2021.
Posisinya disusul Aceh dengan 46,13 juta serangan siber pada tahun lalu. Kemudian, sebanyak 39,62 juta serangan siber ke Jawa Barat. Ada pula serangan siber ke Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing sebanyak 22,4 juta kali dan 19,9 juta kali.
STEVY WIDIA
Discussion about this post