Kominfo Bentuk Relawan Teknologi Informatika

Relawan TIK (Foto: Kominfo/Youngsters.id)

youngster.id - Untuk mengantisipasi dampak negatif keberadaan internet tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membentuk relawan Teknologi Informatika dan Komunikasi.

Saat ini Kementrian Kominfo telah memiliki 10.626 relawan TIK diseluruh Indonesia, dan berharap relawan-relawan TIK bisa mengedukasi masyarakat dalam pemanfaatan teknologi informasi. Pengukuhan dan pembekalan kepada puluhan relawan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) sebagai agen perubahan informatika digelar Kominfo di Provinsi Jambi.

“Pemerintah telah menambah broadband internet di berbagai daerah di Indonesia, baik di Indonesia bagian Barat, Tengah maupun Indonesia bagian Timur. Untuk itu mari kita bergerak dengan menggunakan TIK untuk kemaslahatan masyarakat,” kata Septriana Tangkary Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Kominfo Septriana Tangkary dilansir Antara , Kamis (16/6/2016) di Jambi.

Dia menambahkan, Pemerintah Pusat telah membentuk Whitelist Nusantara (daftar putih), yaitu daftar internet yang baik digunakan oleh anak-anak sekolah, baik SD, SMP, maupun SMA termasuk pesantren.

Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Ridham Priskap yang menghadiri pengukuhan itu mengatakan bahwa dampak kemajuan teknologi informasi harus disikapi dengan bijaksana.

Ridham mengatakan kecanggihan teknologi informasi tidak terelakkan lagi, dan dalam setiap perkembangan dan kemajuan pasti ada dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif.

Dijelaskannya, dampak negatif kemajuan teknologi informasi itu harus diantisipasi, terutama bagi anak-anak, remaja, dan pemuda.

“Untuk itulah acara ini dilaksanakan, kita butuh agen-agen pemanfaatan TIK. Kita berharap relawan yang dikukuhkan ini nantinya bisa menjadi agen perubahan informatika Provinsi Jambi,” kata Ridham.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jambi, Sultan, mengatakan bahwa kegiatan ini diselenggarakan sebagai salah satu upaya untuk membendung dampak negatif dari kemajuan teknologi informasi khususnya di Provinsi Jambi.

STEVY WIDIA

Exit mobile version