Konektivitas Cerdas Jadi Katalisator Pertumbuhan PDB

Teknologi VR berbasis 5G. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Intelligent Connectivity atau Konektivitas Cerdas yang dibekali dengan teknologi Kecerdasan Buatan (AI) mulai memperlihatkan dampak yang signiikan terhadap pertumbuhan ekonomi digital. Kehadirannya menjadi satu titik balik bagi digelarnya transformasi digital.

Disebutkan pula di dalam laporan Global Connectivity Index (GCI) 2019 yang diterbitkan oleh Huawei bahwa negara-negara dengan skor GCI lebih tinggi dari 65 dan giat dalam berinvestasi di area Konektivitas Cerdas dilaporkan mengalami peningkatan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dengan rata-rata peningkatan sebesar lebih dari 1 persen.

“Peleburan teknologi-teknologi masa kini, seperti 5G, AI, dan cloud, menjadi kunci yang membawa sebuah definisi baru terhadap dikembangkannya sebuah konektivitas,” sebut Kevin Zhang, CMO Huawei ICT Infrastructure dalam keterangannya, Jumat (13/12/2019).

Kevin melanjutkan, bahwa terbangunnya Konektivitas Cerdas turut memacu laju pertumbuhan ekonomi digital. Maka dari itu dibutuhkan peran pemerintah maupun pemimpin-pemimpin industri, baik di negara-negara yang baru saja memulai maupun yang sudah lama mengadopsi teknologi tersebut untuk membuka diri terhadap kehadiran teknologi baru, memprioritaskan dituntaskannya transformasi digital di level nasional, serta mampu mengambil seluruh manfaat secara optimal dari setiap kolaborasi global.

Menurut laporan itu juga, kesukesan di era kecerdasan saat ini ditentukan oleh kemampuan pelaku industri dalam menjalin kerja sama kolaboratif dalam skala global.

Memasuki tahun keenam sejak pertama kali diterbitkan, GCI 2019 menyoroti peran teknologi AI sebagai salah satu dari empat pilar untuk terbangunnya sebuah “Konektivitas Cerdas,” selain tentunya kualitas ketersediaan Broadband (Pita Lebar), teknologi Cloud, serta Internet of Things (IoT). Keempatnya berpotensi menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi yang luar biasa.

Intelligent Connectivity tidak saja menguntungkan bagi negara-negara maju. GCI 2019 melaporkan bahwa negara manapun, terlepas dari tingkat perkembangan digital mereka, dapat mendayagunakan seluruh potensi dari penerapan teknologi AI oleh industri dan organisasi dalam meningkatkan PDB negara.

Bahkan, negara-negara maju, seperti Jepang dan Amerika Serikat yang sudah memiliki infrastruktur TIK yang mapan saja baru akan menuai potensi-potensi yang dihasilkan dari penerapan teknologi AI di negara mereka masing-masing. Di sisi lain, negara-negara pengadopsi dan pemula, seperti Tiongkok, Malaysia, India, Filipina, dan Spanyol, saat ini tengah gencar dalam memacu pengembangan infrastruktur AI.

GCI 2019 juga melaporkan temuan bahwa kolaborasi global antar negara, baik oleh negara-negara pemula maupun pengadopsi dapat merangsang pertumbuhan ekonomi yang kian pesat. Terbangunnya Konektivitas Cerdas ditentukan pula bagaimana ekosistem global berkembang. GCI 2019 menyampaikan perlu dijalinnya kolaborasi yang erat antar berbagai elemen, dari pengambil keputusan, ilmuwan data, pengoleksi data, perusahaan-perusahaan TIK, hingga pengguna akhir, agar bisa bersama-sama mendobrak hambatan-hambatan di tingkat organisasi dalam upaya mendukung dihadirkannya bisnis secara lebih cepat.

Setinggi apapun level perkembangan digital di suatu negara, diperlukan obyektivitas dari pengampu kebijakan dalam memperkokoh ekonomi nasinal serta bagaimana mereka dapat berjalan selaras, sekaligus mengambil setiap keuntungan dan manfaat dari terbangunnya ekosistem Konektivitas Cerdas tersebut.

“Kami yakin bahwa terbangunnya sebuah Konektivitas Cerdas mampu menjadi solusi atas beragam permasalahan nyata yang dialami oleh masyarakat global selama ini, seperti perubahan iklim dan ketimpangan ekonomi. Huawei berkomitmen untuk terus dapat menciptakan teknologi, aplikasi, keahlian kami, serta Konektivitas Cerdas yang kami hadirkan dapat membawa manfaat bagi seluruh umat manusia, di rumah tangga, maupun bagi organisasi-organisasi,” pungkas Kevin.

GCI hadir untuk memberikan wawasan agar dapat diterapkan oleh para pengampu kebijakan yang mendukung kesuksesan dalam pembangunan ekonomi digital dunia. Sebanyak 79 negara yang dinilai dalam GCI 2019 berkontribusi terhadap 95 persen perolehan PDB global dan 84 persen populasi dunia.

STEVY WIDIA

Exit mobile version