youngster.id - Peran dan makna koperasi dalam perekonomian kurang begitu populer di kalangan generasi milenial. Tetapi belakangan ini, pamor koperasi mulai terangkat kembali.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan ia optimis akan hal itu.
“Saya tetap optimis jika nantinya gaung koperasi akan menggema di kalangan generasi milenial,” ucap Puspayoga ketika memberikan kuliah umum perkoperasian di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, Kota Depok, baru-baru ini.
Keyakinan itu menurut Menkop dan UKM itu mulai terbukti. Dia menyebutkan di Tangerang Selatan sudah ada deklarasi pemuda dan pemudi (pelajar dan mahasiswa) untuk berkoperasi. Begitu juga di salah satu perguruan tinggi ternama di Semarang, dimana ada sebanyak 3.700 mahasiswa mendaftar menjadi anggota koperasi mahasiswa (Kopma).
“Bagi saya, Kopma merupakan wadah dan sarana awal yang tepat bagi pengenalan perkoperasian di kalangan generasi muda. Dalam kesempatan ini, saya mengharapkan saran-saran dari kalangan mahasiswa dan akademisi, apa yang harus kami lakukan agar generasi milenial tertarik berkoperasi,” ungkapnya.
Puspayoga juga itu mengungkapkan, pemerintah fokus untuk menciptakan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. “Kami akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang juga menciptakan pemerataan. Nah, pemerataan ekonomi hanya bisa dilakukan melalui satu wadah bernama koperasi,” paparnya.
Oleh karena itu, Kemenkop dan UKM sudah menggulirkan program Reformasi Total Koperasi. Yaitu, melakukan rehabilitasi koperasi, reorientasi koperasi, dan pengembangan koperasi. “Nantinya, kita hanya akan memiliki koperasi-koperasi yang sehat saja. Secara jumlah boleh lebih sedikit, namun berkualitas. Dan yang lebih penting lagi adalah jumlah anggota koperasi yang terus meningkat. Sampai sekarang, kita sudah membubarkan sekitar 50 ribu koperasi,” terangnya.
Reformasi Total Koperasi pun mulai menuai hasil positif. Dimana kontribusi koperasi terhadap PDB nasional meningkat dari 1,7% (2014) menjadi 3,99% (2016). Beberapa permasalahan koperasi seperti SDM dan pembiayaan sudah bisa teratasi.
“Untuk kualitas SDM kita akan membangun Lembaga Sertifikasi Koperasi di setiap provinsi. Untuk pembiayaan, ada kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga sudah turun dari 22% menjadi 9%, Kredit Ultra Mikro Indonesia (KUMI), dan dana bergulir dari LPDB KUMKM dengan bunga murah sebesar 0,3% perbulan untuk koperasi dan 0,2% perbulan untuk sektor riil,” jelasnya.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post