Koperasi Tetap Jadi Andalan Bagi UMKM

Webinar bertajuk “Masihkah Koperasi Menjadi Andalan” yang diselenggarakan oleh ICCI. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Koperasi tetap menjadi andalan masyarakat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat terutama di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dengan membuka diri pada tranparansi dan siap menjadi koperasi yang kredibel, berbagai peluang kerjasama strategis dapat dilakukan untuk dapat memperbesar nilai tambah kehadiran koperasi dalam memenuhi berbagai kebutuhan anggota.

Firdaus Putra, Executive Committee Indonesian Consortium for Cooperative Innovation (ICCI) mengatakan, koperasi dihadapkan pada tantangan untuk memodernisasikan layanan yang menjangkau kebutuhan hulu dan hilir masyarakat sehingga dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat lebih signifikan. Mata rantai bisnis koperasi harus berkesinambungan dari soal saving, loan, dan menyediakan marketplace yang dapat digunakan untuk anggota dalam memasarkan produk dan jasa layanan anggota.

“Era digitalisasi membawa sejumlah peluang bagi koperasi untuk meningkatkan layanan yang menjangkau kebutuhan hulu dan hilir anggota sehingga nilai tambah yang dirasakan anggota akan lebih signifikan karena koperasi tumbuh sebagai entitas bisnis yang mengusung one stop solution bagi anggotanya,” jelas Firdaus pada webinar dengan tajuk “Masihkah Koperasi Menjadi Andalan” yang diselenggarakan oleh ICCI Kamis (13/8/2020). 

Sebagai penggagas acara webinar ini, ICCI mengundang dua koperasi besar yang sudah melakukan transformasi layanan secara digital kepada anggota, yaitu KSP Sahabat Mitra Sejati dan Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA). KSP Sahabat Mitra Sejati memiliki produk berbasis online SOBATKU atau Simpanan Online SahabatKu. Ceppy Y Mulyana Ketua KSP Sahabat Mitra Sejati mengungkapkan, melalui tranformasi digital, animo masyarakat untuk menjadi anggota koperasi terus meningkat. 

“Melihat animo masyarakat ini terutama didasarkan pada rasa memiliki anggota terhadap koperasi karena visi kegotongroyongan, dari anggota untuk anggota yang menjadi landasan berdirinya koperasi. Keunggulan tersebut perlu didiversifikasi dengan inovasi digital dalam mengembangkan layanan yang memudahkan dan membuat anggota merasa nyaman untuk memenuhi berbagai kebutuhan,” ucap Ceppy.

Dia menambahkan modernisasi koperasi juga sangat bergantung pada kreativitas pelaku koperasi dalam memperkuat pola pengawasan manajemen koperasi. Selain pengawasan rutin yang dilakukan bersama-sama Kementerian Koperasi sebagai stakeholder utama, terbuka peluang bagi pelaku koperasi untuk bekerja sama dengan Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Kementerian Informasi dan Teknologi dalam rangka meningkatkan transparansi dan kredibilitas koperasi.

“Dengan membuka diri pada tranparansi dan siap menjadi koperasi yang kredibel, berbagai peluang kerjasama strategis dapat dilakukan untuk dapat memperbesar nilai tambah kehadiran koperasi dalam memenuhi berbagai kebutuhan anggota, “ ujarnya menambahkan. 

Lebih jauh, Firdaus mengatakan koperasi harus hadir dalam ekosistem digital dengan membangun kolaborasi bersama dengan pelaku digital lainnya sehingga anggota koperasi dapat lebih mudah mengakses layanan koperasi di manapun dan kapan pun. “Karena hal itu selaras dengan agenda strategis perkoperasian saat ini, yaitu meningkatkan keinovasian koperasi agar mampu beradaptasi dan tumbuh berkembang dalam dunia bisnis yang bergerak cepat. Di samping itu, visinya dari anggota untuk anggota senantiasa harus dipegang teguh para pengurus agar tidak tergoda untuk menggunakan dana anggota untuk kepentingan investasi lain di luar bisnis inti koperasi,” imbuhnya.

Sebagai informasi, hadir dalam acara tersebut Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki sebagai Keynote Speech, Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi Rulli Nuryanto, Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi Ahmad Zabadi, dan Direktur Operasional Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA)  Sugeng Priyono.

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version