youngster.id - Sebagai salah satu upaya penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), dalam mengurangi emisi karbon hingga 32,5%, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) kembali melakukan kegiatan Community Forest yang kali ini dilaksanakan di wilayah Indonesia Timur. Sekaligus keberlanjutan komitmen untuk menanam 10 juta pohon hingga 2030 mendatang di seluruh wilayah Nusantara.
Untuk mengawali kegiatan Community Forest di wilayah Indonesia Timur, Pupuk Kaltim bersama Yayasan Benih Baik melakukan penanaman sebanyak 50.000 pohon mangrove di Kampung Maibo, Kabupaten Sorong sebagai awal menuju target 110.000 pohon di Indonesia Timur.
Program Community Forest merupakan inisiasi dekarbonisasi Pupuk Kaltim yang telah digagas sejak 2022 lalu dan telah berhasil melakukan penanaman sebanyak 590.606 pohon di wilayah di Indonesia seperti Bontang, Sukabumi, dan Sorong. Dengan mengusung sinergi dan kolaborasi dengan beragam stakeholder mulai dari masyarakat, lembaga non-profit, hingga instansi pemerintah, Pupuk Kaltim menargetkan melakukan penanaman pohon di berbagai wilayah sambil berkontribusi terhadap potensi penyerapan emisi karbon sebesar 600.000 ton CO2 per tahun.
Budi Wahju Soesilo, Direktur Utama Pupuk Kaltim mengatakan, keberlanjutan bisnis tidak hanya tentang keuntungan ekonomi, melainkan juga tentang kesejahteraan sosial dan pelestarian lingkungan. Menurutnya, semangat itulah yang menjadi motivasi Pupuk Kaltim melaksanakan program Community Forest ini.
“Ke depan, kami berkomitmen untuk terus mengimplementasikan praktik-praktik berkelanjutan dalam setiap aspek operasional bisnis kami. Tentu Pupuk Kaltim tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan sinergi dan kolaborasi terus-menerus dengan banyak pihak. Kali ini kami juga bangga bisa bekerja sama dengan Yayasan Benih Baik. Semoga kolaborasi ini bisa berlanjut dan memberikan hasil yang baik pula di masa depan,” kata Budi, Sabtu (25/11/2023).
Ke depannya, selain di Sorong, penanaman pohon Community Forest akan dilanjutkan di berbagai daerah di Kawasan Indonesia Timur seperti di Alor, NTT, dengan jumlah pohon sebanyak 25.000 pohon mangrove; Lembata, NTT, dengan jumlah pohon sebanyak 25.000 pohon mangrove; dan Kupang, NTT, dengan jumlah pohon sebanyak 10.000 pohon buah seperti mangga dan jambu.
Tak cuma berhenti pada penanaman, program Community Forest juga didukung dengan pendampingan pada komunitas petani di sekitar wilayah tanam untuk bisa mengolah, memelihara hingga mendistribusikan hasil panen.
Selain melaksanakan program Community Forest, Pupuk Kaltim juga melakukan berbagai inisiatif untuk mendukung pencapaian target dekarbonisasi melalui beberapa program yang terbagi menjadi dua etape. Pada etape pertama Pupuk Kaltim berfokus pada konsep sirkuler ekonomi dan offset karbon melalui beberapa inisiatif seperti penanaman pohon, penggunaan sepeda dan motor listrik untuk operasional perusahaan, hingga penggunaan PLTS Atap di area operasional perusahaan. Dilanjutkan dengan etape kedua yang berfokus pada low carbon sourcing dan carbon capture storage yang dikemas dalam pengembangan teknologi dan inovasi untuk eksplorasi sumber energi terbarukan, salah satunya clean ammonia.
“Kami optimis bahwa setiap inovasi yang dilakukan Pupuk Kaltim dapat memberikan manfaat positif baik untuk lingkungan hidup maupun masyarakat. Maka dari itu, kami harap semakin banyak pihak yang terinspirasi untuk bersama-sama melindungi dan melestarikan lingkungan, karena ini adalah tanggung jawab kita bersama. Ke depannya kami juga akan terus melakukan inisiatif-inisiatif ESG yang sejalan dengan komitmen kami sebagai pelopor transformasi hijau industri petrokimia,” tutup Budi. (*AMBS)
Discussion about this post