Kurangi Ketimpangan Literasi Digital, Amartha Foundation Resmikan Program Desa Digital di Sulawesi Tengah

Peresmian Desa Digital Amartha

Peresmian Desa Digital Amartha dihadiri oleh Andi Taufan Garuda Putra, Founder & CEO Amartha (paling kanan) bersama jajaran direksi Amartha serta Pejabat Daerah dan Perangkat Desa Balaesang (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Bertujuan menjembatani dan mengurangi ketimpangan literasi digital (digital poverty), serta memberikan ruang berinovasi dan berkumpul bagi seluruh lapisan masyarakat di pedesaan sekitar, Amartha Foundation meresmikan program Desa Digital Amartha di Desa Tambu, Balaesang, Donggala, Sulawesi Tengah.

Program Desa Digital Amartha merupakan inisiatif dari Amartha.org yang menyediakan fasilitas titik akses wifi gratis bagi masyarakat untuk mendukung peningkatan produktivitas usaha warga dan menyediakan sarana belajar bagi anak-anak di pedesaan.

Pada tahap pertama ini, terdapat lima desa tanpa akses internet di Sulawesi Tengah yang terpilih untuk dijadikan Desa Digital Amartha. Lima desa tersebut yakni Desa Tinabogan, Desa Toaya Vunta, Desa Tambu, Desa Iloheluma, dan Desa Maleo.

Menurut laporan Profil Internet Indonesia 2022 yang dirilis oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), penggunaan internet masih terpusat di Pulau Jawa dengan persentase 43,92%, diikuti dengan Sumatra di 16,63%, dan Pulau Sulawesi di posisi ketiga dengan persentase 5,53%.

Aria Widyanto, Chief Risk & Sustainability Officer Amartha mengatakan, program Desa Digital Amartha merupakan wujud komitmen dalam mengurangi kesenjangan digital dan “digital poverty”.

“Di era transformasi digital, kecakapan penggunaan gawai digital untuk keperluan produktif akan membantu percepatan mencapai kesejahteraan. Sayangnya masyarakat pedesaan kerap mengalami kesulitan untuk mengakses internet, sehingga Amartha perlu memfasilitasinya dengan membangun jaringan via satelit dan membuat internet hub. Selain penyediaan infrastruktur, Amartha.org juga melakukan intervensi untuk memastikan fasilitas ini bisa tepat guna, salah satunya lewat edukasi literasi digital,” kata Aria, dalam keterangannya Kamis (2/2/2023).

Program Desa Digital ini tidak hanya menyediakan fasilitas internet gratis bagi masyarakat sekitar, namun juga secara aktif mengadakan edukasi tentang penggunaan internet yang baik agar penyediaan fasilitas ini dapat dioptimalkan. Edukasi diimplementasikan melalui kegiatan diskusi digital bersama narasumber ahli, nonton bareng (nobar) video edukasi digital, hingga creative workshop yang dapat meningkatkan kapabilitas para pelaku usaha ultra mikro.

Andi Liu, Kepala Desa Balaesang, menyambut baik dan mendukung inisiatif ini. Menurutnya, warga desa memiliki minat yang cukup tinggi untuk mengadopsi teknologi yang diharapkan dapat menunjang aktivitas mereka.

“Namun tidak banyak warga di desa ini yang mengetahui cara memanfaatkan internet untuk meningkatkan produktivitasnya. Dengan adanya penyediaan fasilitas internet gratis sekaligus edukasi literasinya, kami optimis para pelaku usaha, pelajar, ibu rumah tangga, dan seluruh lapisan masyarakat dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan kapabilitas mereka. Kami sangat berterima kasih atas inisiatif dari Amartha.org dalam menyejahterakan desa kami,” kata Andi.

Menurut Aria, dampak di masa mendatang yang diharapkan dari inisiatif ini adalah melalui penyediaan akses internet berkecepatan tinggi gratis, lebih dari 10.000 pelajar di daerah terpencil dapat mengakses materi pembelajaran secara daring.

“Amartha.org percaya bahwa kesejahteraan merata dapat diraih dengan memberikan akses bagi mereka yang berada di segmen piramida terbawah, yakni akses layanan keuangan dan teknologi yang  inklusif, serta pendampingan usaha secara berkala,” tutup Aria.

 

HENNI S.

Exit mobile version