youngster.id - Penggunaan artificial intelligence (AI) untuk mendukung penjualan semakin meningkat seiring dengan upaya tim penjualan dalam meningkatkan produktivitas dan personalisasi. Namun, kekhawatiran tentang integrasi, keamanan, dan ketidakpercayaan pelanggan, menunjukkan bahwa potensi maksimal dari teknologi AI dalam mendukung kinerja sales masih belum sepenuhnya tercapai.
Hal ini terungkap dalam laporan terbaru State of Sales dari Salesforce 2024. Pemimpin global dalam solusi CRM ini mengungkapkan temuan-temuan menarik dari survei yang melibatkan 5.500 profesional penjualan atau yang biasa disebut sales, dari 27 negara, termasuk 200 orang di antaranya dari Indonesia.
“Ekspektasi pelanggan yang terus berkembang membuat para tenaga penjual di Indonesia harus mencari lebih banyak waktu untuk lebih bisa memahami dan membangun hubungan yang mendalam dengan pelanggan,” kata Iman Muhammad, Regional Vice President and Country Director, Salesforce Indonesia dikutip Jumat (30/8/2024).
Menurut Imam, penerapan AI semakin meningkat dan berpotensi untuk meningkatkan produktivitas tenaga penjual. Penggunaan AI untuk mendukung penjualan semakin meningkat seiring dengan upaya tim penjualan dalam meningkatkan produktivitas dan personalisasi.
“AI memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas tenaga penjual, memberi mereka lebih banyak waktu untuk memperdalam hubungan dengan pelanggan. Namun, kekhawatiran tentang integrasi, keamanan, dan ketidakpercayaan pelanggan, menunjukkan bahwa potensi maksimal dari teknologi AI dalam mendukung kinerja sales masih belum sepenuhnya tercapai,” ungkapnya.
Dalam laporan tersebut disebut, 81% tim sales di Indonesia sudah sepenuhnya menerapkan atau sedang bereksperimen dengan AI. Sementara itu, 16% lainnya mengaku masih dalam tahap mengevaluasi teknologi ini.
Para sales juga mengungkapkan bahwa manfaat utama AI adalah membantu mereka lebih memahami kebutuhan pelanggan. Namun data yang kurang akurat menghambat kinerja para profesional penjualan, karena hanya 39% dari profesional penjualan di Indonesia yang mempercayai keakuratan data mereka.
“Agar tim sales bisa berhasil menerapkan AI, perusahaan harus menangani inti dari efektivitas AI dengan menyatukan data yang bisa diakses di satu platform tepercaya dan membangun AI dalam alur kerja untuk memaksimalkan produktivitas,” kata Imam.
Dalam laporan disebutkan, para tenaga penjual profesional menyatakan bahwa proses penjualan utama yang terhambat akibat ketersediaan data yang tidak akurat, meliputi kemampuan membuat proyeksi penjualan yang akurat (47%), manajemen kinerja (45%), dan manajemen kompensasi (39%). Kendala utama yang dihadapi tim sales di Indonesia saat mengimplementasikan AI adalah masalah keamanan data.
Temuan lain, para tenaga penjual kesulitan memenuhi ekspektasi pelanggan. Banyak dari mereka mengaku sulit mendapatkan waktu untuk dapat terhubung dengan pelanggan. Tim sales di Indonesia rata-rata hanya dapat menghabiskan 31% dari waktu kerja mereka dalam seminggu untuk dapat berinteraksi dengan pelanggan.
Selain itu, 55% profesional penjualan atau sales di Indonesia mengungkapkan bahwa tantangan akibat perubahan ekspektasi pelanggan tahun ini lebih besar dibandingkan tahun lalu. Hanya 15% yang merasa tantangan tahun ini lebih mudah dihadapi daripada tahun lalu.
Laporan itu juga mengungkapkan retensi karyawan meningkat secara global. Seiring dengan pengetatan pasar tenaga kerja, sebagian besar karyawan penjualan tetap bertahan. Secara global, tim melaporkan rata-rata pergantian karyawan sebesar 18% selama 12 bulan terakhir – turun dari 25% pada tahun 2022. Namun, tren retensi karyawan berbeda-beda di setiap wilayah.
Perkiraan rata rata tingkat pergantian staf di Indonesia selama satu tahun terakhir adalah sebesar 20%. Sebanyak 1% tenaga penjual di Indonesia saat ini sedang mempertimbangkan untuk berpindah pekerjaan.
STEVY WIDIA
Discussion about this post