youngster.id - Pengembangan dan implementasi Artificial Intelligence (AI) digadang-gadang akan menjadi awal dari transformasi besar di dalam industri e-Commerce yang terus berkembang. Studi McKinsey & Company pada 2023 lalu yang menemukan bahwa bisnis yang berbasis AI dalam penjualan dan pemasaran, dapat meningkatkan pendapatan hingga 15% dan mengurangi biaya operasional hingga 20%.
Menanggapi dampak AI dalam bisnis secara global, Lazada Indonesia mendorong penerapan AI untuk mendukung para penjual online Indonesia memaksimalkan operasional bisnis.
“Mengintegrasikan teknologi baru yang belum familiar bukan hanya soal waktu dan usaha, namun juga dibutuhkan sumber daya yang tepat, panduan yang jelas, dan perencanaan yang matang agar dapat berhasil. Di Lazada, kami berkomitmen untuk mempermudah perjalanan ini bagi para penjual kami dengan menghadirkan inovasi kelas dunia dan alat berbasis AI canggih untuk mendukung kesuksesan mereka,” kata Chief Executive Officer Lazada Group, James Dong dikutip Rabu (2/7/2025).
James mengungkapkan, riset terbaru Lazada dan Kantar “Menjembatani Kesenjangan AI: Persepsi dan Tren Adopsi Penjual Online di Asia Tenggara 2025” menemukan bahwa penjual di Indonesia menyambut keberadaan AI secara positif, dengan 91% dari responden lebih siap mengadopsi AI dalam kehidupan pribadi mereka, lebih tinggi dibandingkan pembeli (78%). Saat ini, sudah 29% penjual online di Indonesia yang mahir mengintegrasikan AI di berbagai aspek operasional bisnis.
Meski begitu, mayoritas penjual masih memiliki keraguan mengenai manfaat jangka pendek dari kegunaan AI (68%) dan investasi awal yang harus dikeluarkan dalam implementasinya (69%). “Temuan ini menandakan perlunya sistem pendukung untuk mendorong penggunaan AI dan menjadikan Indonesia menjadi negara adidaya AI,” ujarnya.
Untuk optimalisasi efisiensi operasional, Lazada menghadirkan fitur Lazada IM Shop Assistant (LISA) yang mempercepat komunikasi dengan pelanggan, serta Lazada Sponsored Solutions yang menawarkan iklan berbasis AI dengan target audiens yang tepat.
Dalam hal terobosan pengalaman pelanggan, Lazada menghadirkan inovasi seperti AI-Powered Skin Test yang menganalisis kondisi kulit menggunakan AR untuk rekomendasi produk lebih tepat, serta Virtual Try-On untuk pengalaman mencoba produk secara virtual.
Head of Business Growth and Operations, Lazada Indonesia, Amelia Tediarjo mengatakan, data yang dihasilkan saat pelanggan mencoba fitur ini terkoneksi dengan chatbot AI Lazzie yang akan memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi.
“Lazada menyadari bahwa AI akan menjadi bagian integral dari ekosistem eCommerce. Oleh karena itu, Lazada mengembangkan berbagai fitur AI untuk menjawab kebutuhan penjual, mulai dari membuat daftar produk, mengelola hubungan dengan pelanggan, hingga meningkatkan konvensi penjualan. Semua fitur ini dirancang untuk membantu penjual meningkatkan peluang konversi ke penjualan agar mereka mampu mengembangkan bisnis mereka secara efektif dan kompetitif,” ucapnya.
Amelia juga mengatakan, untuk menjawab kesenjangan AI di antara para pelaku usaha di eCommerce, Lazada bekerja sama dengan Kantar memfasilitasi penjual online lewat Buku Panduan Kesiapan AI Penjual Online. Panduan ini mengategorikan penjual ke dalam tiga model kesiapan yang merepresentasikan berbagai tahapan adopsi dan kesiapan AI, yakni AI Adepts (Pengguna lanjutan AI), AI Aspirants (Pengguna parsial AI), dan AI Agnostics (Pengguna minimal AI).
“Menerapkan AI bukan berarti hanya mengikuti arus perubahan, melainkan menjadi yang terdepan. Penjual yang siap mengadopsi AI adalah penjual yang siap menghadapi masa depan. Di Lazada, kami bangga dapat mendampingi perjalanan ini dengan berbagai dukungan dan teknologi yang dibutuhkan penjual untuk menggapai kesuksesan di era baru,” pungkas Amelia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post