youngster.id - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan komponen baterai lithium berupa karbon yang didapat dari bahan lokal seperti tempurung kelapa, serbuk teh dan biomassa.
Peneliti Pusat Penelitian Fisika LIPI Ahmad Subchan mengatakan, saat ini pihaknya terus mengembangkan elektroda dari tempurung kelapa.
“Tempurung kelapa memiliki bahan karbon aktif yang digunakan sebagai aditif dalam proses pembuatan elektroda,” katanya dalam keterangan pers bertajuk Super Konduktor dan Elektroda Baterai Lithium Berbahan Baku Lokal baru-baru ini di Jakarta.
Menurutnya, bahan aditif karbon ini digunakan untuk meningkatkan nilai konduktivitas listrik, baik ionik maupun elektronik. Penggunaan karbon aktif yang optimum ini dapat meningkatkan kapasitas dan kemampuan daya baterai yang lebih tinggi.
“Kami mengembangkan baterai yang bisa mengisi cepat,” ucapnya. Kecepatan yang diharapkan, jika mengisi baterai ponsel dalam enam menit bisa terisi 50%.
Jika memang nanti dikembangkan menjadi lebih besar, bisa untuk menyimpan daya listrik sehingga tidak perlu mematikan generator saat konsumen hanya perlu daya listrik lebih rendah dari kapasitas yang ada.
Apalagi ke depan produksi listrik akan terus meningkat. Sehingga diperlukan penyimpanan energi sehingga tidak terbuang sia-sia.
Ahmad menambahkan, bahan karbon dari baterai lithium ini pun ramah lingkungan karena berasal dari bahan alam.
Ia menambahkan, penggunaaan karbon aktif dari bahan lokal pun diyakini memiliki biaya yang lebih rendah namun bisa menghasilkan produk elektroda yang lebih tinggi performanya. Ahmad berharap, dari prototipe yang ada saat ini, ada industri yang tertarik untuk kelak bisa diproduksi massal.
STEVY WIDIA