Mahasiswi Peraih SCG Scholar Ajak Anak Muda Sukabumi Ubah Sampah Jadi Pupuk

SCG Scholar - BMK

Presiden Direktur PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi, Somchai Dumrongsil (tengah), Direktur HR PT SCG Indonesia (kiri), dan inisiator proyek BMK, Elsa Nopiyanti, menyerahkan bantuan instalasi proyek BMK kepada Ketua Unit Maggot Karang Taruna Karya Mandiri, Wahyudin dan Kepala Desa Kebonmanggu, Rasnita. ( Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Elsa Nopiyanti, mahasiswi Institut Pertanian Bogor sekaligus peraih beasiswa SCG Sharing the Dream 2022 (SCG Scholar), mengajak masyarakat Desa Kebonmanggu, Sukabumi, untuk memanfaatkan sampah organik rumah tangga menjadi medium budidaya maggot.

Penggunaan alat-alat sederhana, pembuatan yang mudah, waktu produksi yang relatif singkat, serta biaya produksi yang terjangkau menjadi keunggulan budidaya maggot. Sebagai organisme pengurai, maggot juga telah teruji mengandung protein tinggi yang dibutuhkan hewan ternak, khususnya ikan dan unggas, serta aman digunakan karena tidak menularkan bakteri, penyakit, dan kuman bagi manusia.

Elsa bersama timnya yang terdiri dari sesama SCG Scholars bertanggung jawab dalam proses persiapan, sosialisasi, dan pendampingan kepada masyarakat. Guna memberikan pelatihan secara optimal, SCG Scholars juga menggandeng IncubiFarm, inkubator bisnis di bidang pertanian, perikanan, peternakan, dan pemberdayaan masyarakat yang sudah berpengalaman dalam budidaya maggot secara profesional.

“Kami berharap proyek ini dapat terus produktif dilanjutkan oleh teman-teman Karang Taruna Kebonmanggu dan masyarakat desa. Semoga keberhasilan proyek di Desa Kebonmanggu ini nantinya dapat diterapkan desa-desa lainnya di Sukabumi,” ujar Elsa Nopiyanti, SCG Scholar sekaligus inisiator proyek Budidaya Maggot Kebonmanggu (BMK), dalam keterangannya Selasa (17/1/2023).

Proyek BMK ini didukung dan dibina secara intensif oleh SCG melalui anak perusahaannya, PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi, dalam melaksanakan prinsip ESG 4 Plus yang menjadi landasan operasi perusahaan dan dalam menciptakan dampak berkelanjutan bagi lingkungan.

“SCG terus mendorong partisipasi anak muda sebagai problem solver bagi lingkungannya. Proyek ini hadir sebagai pendekatan baru dalam meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat Sukabumi secara kolektif. Dan yang terpenting, menjadi estafet kompetensi dan kolaborasi antargenerasi muda yang diwakili oleh SCG Scholars dan Karang Taruna Desa Kebonmanggu,” ujar Chakkapong Yingwattanathaworn, Presiden Direktur PT SCG Indonesia.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi, Teja Sumirat, mengapresiasi kontribusi SCG dalam menggandeng generasi muda untuk mengentaskan permasalahan lingkungan di Sukabumi.

“Proyek ini harus ditingkatkan untuk mencapai target kebijakan dan Strategi Daerah (Jakstrada) Kabupaten Sukabumi, yaitu pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah sebesar 70% pada tahun 2025,” ujar Teja.

BMK merupakan puncak dari rangkaian proyek kolaborasi SCG bersama anak muda (SCG Scholars), di mana terdapat dua pendahulunya, yakni aksi penghijauan massal bertajuk “Gerakan Sembuhkan Bumi” bersama ratusan pelajar di Cileungsi yang digagas oleh Taqiyudin Ibadurrahman (16 tahun), siswa SMAN 1 Cileungsi, dan proyek “Budikdamber Ruta” (Budidaya Ikan dalam Ember Rumah Tangga) di Kecamatan Setu, Bekasi gagasan Shintiany Wulandari Darusman (16 tahun), siswi SMK Mitra Industri MM2100.

 

HENNI S.

Exit mobile version