youngster.id - Seiring dengan meredanya dampak ekonomi akibat pandemi pada tahun 2024, konsumen di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, diharapkan akan dapat mengalokasikan lebih banyak anggaran dari pendapatan mereka untuk pengeluaran yang lebih opsional, seperti perjalanan dan hiburan.
Ini merupakan perubahan dari periode tahun 2022-2023, di mana inflasi tinggi menyebabkan barang-barang esensial seperti bahan makanan dan bahan bakar menghabiskan sebagian besar dari anggaran rumah tangga, sehingga hanya sedikit anggaran yang tersisa untuk hal-hal yang diinginkan atau pengeluaran ekstra.
Pada 2024, pengeluaran konsumen di Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan sekitar 5,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal itu terungkap dari laporan terbaru Mastercard Economics Institute bertajuk Economic Outlook: Balancing Prices & Priorities.
David Mann, Chief Economist Asia Pacific Mastercard mengatakan, tahun 2024 akan menjadi masa di mana konsumen akan menyesuaikan kembali pengeluaran mereka. Data menunjukkan bahwa masyarakat tetap antusias untuk melakukan perjalanan dan makan di restoran, meskipun tingkatnya berbeda-beda di setiap negara.
“Di tengah kondisi global yang rumit ini, Mastercard Economics Institute membantu klien menjelaskan kekuatan ekonomi makro hingga ke tingkat negara, kategori, atau bahkan skala perusahaan, serta memberikan saran mengenai berbagai skenario yang mungkin terjadi dan dampaknya terhadap permintaan,” kata Mann, Jum’at (15/12/2023).
Mengindikasikan perubahan dalam permintaan, konsumen di seluruh kawasan Asia Pasifik diprediksi akan mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk pembelian barang di 2024 dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menandai awal dari siklus baru yang akan mengembalikan pertumbuhan belanja barang ke level sebelum masa pandemi, mengubah tren yang terjadi pada 2022-2023 ketika konsumen lebih memprioritaskan layanan seperti makan di luar dan perjalanan sebagai respons terhadap pembukaan ekonomi pasca pandemi.
Pada 2024, peningkatan permintaan barang seperti barang-barang rumah tangga dan pakaian juga diperkirakan akan membangkitkan sektor manufaktur Asia Pasifik, yang memiliki peran krusial dalam perekonomian global. Pergeseran ini akan mendorong keselarasan kinerja antara sektor manufaktur dan jasa di wilayah Asia Pasifik yang sebelumnya cenderung berlawanan arah karena sektor manufaktur mengalami perlambatan dan sektor jasa bertumbuh pesat pada 2023.
HENNI S.
Discussion about this post