youngster.id - Meski belum terlihat jelas, revolusi industri 4.0 tengah bergulir di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Diprediksi aka nada 25% lapangan pekerjaan hilang tergantikan oleh mesin dan robot. Lalu bagaimana nasib pebisnis di Indonesia terutama usaha kecil dan menengah (UKM) ?
CEO PT Duta Sukses Dunia Yudi Candra mengatakan, revolusi industry 4.0 tidak dapat dihindari. Bahkan era ini sangat berbeda dengan revolusi industry sebelumnya. Semua akan jadi semakin cepat, transparan dan terhubung.
“Di era revolusi industry 4.0 ini perbedaan antara satu produk atau layanan dengan produk lain sangatlah jelas, dan hanya yang terbaiklah yang akan bertahan,” kata Yudi yang telah berpengalaman sebagai master coach bisnis itu kepada media, Senin (17/12/2018).
Meski demikian, dia yakin UKM di Indonesia akan dapat melewati fase revolusi industry 4.0.
“Para pelaku UKM harus dapat beradaptasi dengan mengadaptasi skill dan mentalitas baru dengan cepat. Dengan demikian revolusi industri 4.0 ini bisa jadi merupakan peluang emas Anda untuk menjadi pemain baru yang dapat diperhitungkan,” tegasnya.
Agar dapat berhasil, menurut Yudi dibutuhkan pemimpin yang tepat untuk membawa bisnis menghadapi tantangan era industir 4.0 ini. Ada empat faktor kunci kepemimpinan bisnis yang diberikan Yudi.
Yang pertama adalah, pemimpin yang dapat menyatukan dan memberikan arah tujuan yang jelas.Disini sangatlah penting untuk seorang pemimpin untuk dapat berkomunikasi, membuat tim merasa aman, membuat sebuah engagement dan menjadi sebuah komunitas yang searah. Memiliki sebuah cetak biru yang dipahami, dimengerti dan diimani oleh seluruh anggota organisasi. Leader harus dapat membuat kepercayaan di dalam diri tim.
“Dan yang terpenting leader yang kuat, memiliki visi yang bukan sekedar visi untuk perusahaan, tetapi juga yang lebih besar dari itu, yang memiliki pengaruh untuk seluruh timnya, lingkungan sekitarnya, bahkan dunia,” ungkap Yudi.
Kedua, pemimpin yang memiliki kecepatan dalam membuat keputusan. Di era 4.0 ini, segala sesuatunya berubah dengan cepat. Jaman dimana leader hanya berada di kantor dengan komputer dan bekerja dengan data setelah terkumpul sudah dirasa lambat.
“Leader harus turun dan melihat. Leader perlu mengevaluasi dan mengontrol tim bersama sama, feedback atau masukan perlu dilakukan secara konstan dan terintegrasi bukan hanya secara internal tetapi juga terhubung dengan pihak eksternal seperti klien dan supplier,” ungkapnya.
Selain itu Yudi menegaskan, pemimpin juga harus berani, mau menerima, mendorong, dan memotivasi tim untuk memberikan feedback terhadap kepemimpinannya demi kemajuan bersama. Akan lebih baik ketika Leader juga dapat menantang dirinya untuk keluar dari zona nyaman dengan melakukan coaching dan menerima feedback dari orang diluar organisasi.
Poin ketiga yaitu, dapat memilih dan mendevelop talent. “Leader dan Organisasi yang tidak beradaptasi dengan cepat dari pemikiran tradisional akan punah,” pungkas peraih Certified Six Sigma & Lean Practitioner.
STEVY WIDIA
Discussion about this post