youngster.id - Perusahaan daur ulang sampah botol plastik (PET) menjadi Recycled Polyester Staple Fiber (RePSF) PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV), membukukan penjualan sebesar Rp691,53 miliar pada tahun 2022, tumbuh 9% dari Rp633,30 miliar pada tahun sebelumnya.
Direktur INOV, Victor Choi mengatakan, untuk meraih pertumbuhan penjualan tersebut, sepanjang tahun 2022, khusus INOV saja telah memproses botol plastik bekas 43.100 ton atau sejumlah sekitar 3 miliar botol.
Sementara anak perusahaan PT Plasticpay Teknologi Daurulang pada tahun yang sama memproses 43.220,7 kg botol plastik bekas atau sejumlah 2.666.648 juta botol plastik. Sepanjang 2020-2022, Plasticpay telah mengumpulkan dan mengolah sebanyak 77,2 ton sampah botol plastik.
“Dalam situasi tidak menentu di tahun 2022, termasuk karena pecahnya perang Rusia-Ukraina, patut kita syukuri bahwa INOV masih bisa meraih pertumbuhan penjualan 9%. Kita berharap perbaikan ekonomi akan berjalan lebih cepat lagi, sehingga kinerja INOV bisa semakin baik tahun ini,” kata Victor, dikutip Senin (3/4/2023).
Penjualan domestik berkontribusi 90% dari total pendapatan Perseroan tumbuh 8%, dari Rp574,67 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp621,71 miliar pada tahun 2022. Sementara itu, penjualan ekspor INOV meningkat signifikan sebesar 19%, dari Rp 58,63% menjadi Rp 69,82 miliar.
Produk fiber masih mendominasi penjualan INOV, yaitu senilai Rp486,23 miliar atau tumbuh 10%YoY, diikuti produk non-woven (bukan tenunan) yang sebesar Rp145,06 miliar, tumbuh 8% YoY, lalu produk perabot rumah dan lainnya sebesar Rp60,25 miliar, tumbuh 6% YoY.
Namun, Victor berkilah, ketidakmenentuan situasi makro ekonomi global tahun 2022, terutama terkait volatilitas kurs dan kenaikan harga komoditas, telah membuat Perseroan harus menanggung peningkatan biaya-biaya yang lebih tinggi daripada peningkatan penjualan.
Beban pokok penjualan meningkat sebesar 12%, menjadi Rp557,54 miliar, sedangkan biaya perasional naik sebesar 18% menjadi Rp107,51 miliar. Biaya keuangan naik 37% menjadi Rp27,39 miliar, sementara rugi selisih kurs mencapai Rp42,37 miliar dibandingkan untung selisih kurs sebesar Rp5,47 miliar yang dinikmati pada tahun 2021. Akibatnya, pada tahun 2022 Perseroan mencatatkan rugi sebesar Rp36,39 miliar, dibandingkan laba sebesar Rp27,32 miliar pada tahun sebelumnya.
“Perseroan bertekad untuk terus aktif berekspansi untuk meningkatkan produksi dan penjualan, sekaligus meningkatkan efisiensi dengan terus membangun jaringan pabrik serta tempat pengumpulan dan penukaran sampah botol plastik di berbagai kota di Indonesia,” tutup Victor.
Saat ini, Plasticpay telah memiliki lebih dari 600 titik Dropbox dan lebih dari 50 Reverse Vending Machines (RVM) tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung dan Bali.
HENNI S.
Discussion about this post