youngster.id - Sumber potensial kredit karbon di Indonesia meliputi hutan alam, mangrove, lahan gambut, hutan lindung, penggunaan kendaraan listrik, dan reboisasi/konservasi hutan. Satu kredit karbon setara dengan pengurangan 1 ton emisi CO2.
Pasar potensial untuk program ini termasuk perusahaan dengan orientasi ekspor yang mengakui kebutuhan untuk menerapkan kredit karbon untuk memasarkan produk mereka di negara-negara yang sadar dan menerapkan kredit karbon. Sektor pertambangan dan peleburan juga menjanjikan di pasar kredit karbon.
Dalam konteks global yang semakin berfokus pada karbon, kredit karbon muncul sebagai solusi yang berpotensi menguntungkan bagi perusahaan dan negara.
Terlebih, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia juga sudah mengumumkan dimulainya perdagangan bursa karbon pada 26 September 2023 lalu.
Merespons potensi tersebut, PT Indonesia Eco Capital dan China Carbon Neutral Development Group Limited (CCNG) memutuskan untuk membuat joint venture dengan mendirikan PT Zero Carbon Future Indonesia (ZCFI).
Direktur PT Indonesia Eco Capital Fiona Chaw mengatakan, pembentukan ZCFI merupakan bentuk komitmen kuat dari kedua perusahaan dalam mendukung program pemerintah Tiongkok dan Indonesia untuk memerangi perubahan iklim. Indonesia, khususnya, telah menetapkan tujuan ambisius mencapai zero emisi karbon pada tahun 2060, dan sejalan dengan tekad Tiongkok untuk mencapai netralitas karbon pada tahun yang sama.
‘’Saya senang mewakili PT Indonesia Eco Capital merayakan penandatanganan kontrak kerja sama dengan China Carbon Neutral Development Group Limited untuk mendirikan PT Zero Carbon Future Indonesia. Ini menandai langkah signifikan menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan,’’ kata Fiona, Jum’at (10/11/2023).
Menurut Fiona, pentingnya upaya bersama dan fokus pada perdagangan karbon, portal web, platform digital, dan konsultasi manajemen.
“Potensi dan pentingnya kemitraan ini dalam membentuk masa depan Indonesia yang berkelanjutan. Hal itu selaras dengan tujuan Zero Carbon Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, Zhong Guoxing, CEO China Carbon Neutral Development Group Limited (CCNG) mengatakan, pihaknya memiliki tekad kuat untuk menjadi pelaksana strategi bisnis Jalur Sutera yang berpusat di Hong Kong.
“Kemitraan dengan PT Indonesia Eco Capital merupakan langkah strategis kami dalam menjalani peran global. Kami berharap bahwa kolaborasi yang tulus dan dengan memadukan keunggulan masingmasing perusahaan dapat memberikan hasil yang berlimpah,” kata Guoxing.
Selanjutnya ZCFI akan berfokus pada pemanfaatan kredit karbon sebagai alat vital dalam memerangi perubahan iklim.
Sebagai Langkah pertamanya, ZCFI menjanjikan untuk menjadi penggerak perubahan yang signifikan, dengan potensi untuk mendorong kedua negara mencapai tujuan iklim mereka. Kolaborasi ini berfungsi sebagai contoh dari dampak positif kemitraan lintas negara dalam mengatasi tantangan global dan membawa harapan untuk masa depan di mana bisnis secara aktif berkontribusi pada dunia zero carbon.
“Zero Carbon Future Indonesia merupakan langkah penting menuju masa depan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran di masyarakat mengenai potensi kredit karbon dan cara optimal untuk menggunakannya secara ekonomis dan berkelanjutan,” kata Komisaris Utama PT Zero Carbon Future Indonesia Haji Surianto juga menyambut positif kemitraan ini.
HENNI S.
Discussion about this post