youngster.id - Bisnis rintisan alias startup sedang diminati anak muda di Indonesia. Meski bertumbuh pesat, namun ternyata tak sedikit startup gagal dalam tiga tahun pertamanya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi.
Chief Marketing Officer GDP Venture Danny Wirianto menyatakan kebanyakan penyebab matinya suatu perusahaan rintisan dalam 3 tahun pertama merupakan ketidaksamaan visi para pendirinya.
“Entah itu karena masalah cashflow, adu argumen, dan visi pengembangan bisnis yang berbeda,” katanya dalam gelar diskusi belum lama ini di Jakarta.
Menurut Danny, bekal utama bagi perusahaan rintisan merupakan ide yang kuat. Hanya saja gagasan itu mesti dieksekusi dengan baik.
“Solusi yang diberikan mesti dipastikan betul-betul dibutuhkan. Istilahnya jangan sekadar nice to have, tapi sebenarnya tidak dibutuhkan market,” ujarnya
Dia menyatakan perusahaan rintisan di Indonesia relatif diuntungan dengan begitu besarnya pasar konsumen berperilaku mobile first. “Dengan market seperti itu, startup di sini bisa tumbuh lebih cepat dibanding negara lain,” ujarnya.
Meski demikian, Danny menegaskan perusahaan rintisan yang ingin bertahan lebih dari 3 tahun perlu terus melahirkan berbagai inovasi baru. Sebab bila tidak, bukan tidak mungkin startup itu tersingkir oleh kompetisi yang semakin ketat dan mati dengan sendirinya.
“Perkembangan tech itu sangat cepat. Jangan sampai startup itu masuk zona stagnasi, banyak startup yang berpeluang menjadi besar akhirnya mati karena miskin inovasi,” ujarnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post