Menyiasati Masalah Pengangguran Muda Indonesia di Tengah Pandemi

Citi Indonesia (Citibank) dan Indonesia Business Links (IBL) Forum Kemitraan Untuk Atasi Ketenagakerjaan Muda (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Pengangguran muda masih menjadi salah satu isu sosial utama di Indonesia. Terlebih di tengah pandemi COVID-19 yang berdampak pada peningkatan jumlah tenaga kerja yang kehilangan mata pencaharian.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut setidaknya ada 1,7 juta orang yang dirumahkan dan mengalami PHK selama wabah berlangsung. Tenaga kerja muda termasuk yang terdampak.

Mengambil tindakan proaktif sekaligus mengatasi situasi tersebut, Citi Indonesia (Citibank) dan Indonesia Business Links (IBL) menginisiasi seri kegiatan Forum Kemitraan berupa ajang dialog para pemangku kepentingan untuk berkontribusi atasi pengangguran muda di tengah pandemi.

Rangkaian diskusi ini sendiri menjadi bagian dari Skilled Youth Program dengan dukungan dari Citi Foundation, yang berfokus memberikan bekal kemandirian dan edukasi finansial kepada generasi muda Indonesia.

Puni A. Anjungsari, Country Head of Corporate Affairs Citibank, Puni A. Anjungsari menjelaskan saat ini semua orang harus dapat melihat bahwa dalam setiap tantangan terletak peluang.

“Berdasarkan perkiraan kami, perekonomian Indonesia pada kuartal III-2020 akan terus membaik dan menuju normalisasi pra-COVID-19. Berdasarkan riset yang baru-baru ini dilakukan oleh UNDP melalui program Youth Co:Lab yang didanai oleh Citi Foundation, terlihat bahwa lebih dari 84% pengusaha muda yang terkena dampak pandemi telah melakukan berbagai inovasi dan mengembangkan sistem pendukung melalui berbagai jejaring sosial kewirausahaan muda. Oleh sebab itu, mari kita terus optimis dan tebarkan semangat ke para pemuda karena merekalah yang menjadi roda perekonomian bangsa,” ajak Puni di acara gelaran Rangkaian Forum Kemitraan Untuk Atasi Ketenagakerjaan Muda, yang disiarkan secara online Kamis (27/8/2020)..

Sementara itu, Mahatmi Parwitasari Saronto, Direktur Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Bappenas mengatakan arah kebijakan dan strategi pemerintah dalam pembangunan generasi muda Indonesia berfokus pada peningkatan produktivitas dan daya saing melalui pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kerja sama industri. Juga, melanjutkan reformasi ketenagakerjaan untuk mendukung upaya peningkatan nilai tambah dan penciptaan lapangan kerja, serta penguatan kapasitas kelembagaan, koordinasi strategis lintas pemangku kepentingan, serta pengembangan peran dunia usaha dan masyarakat dalam menyelenggarakan pelayanan kepemudaan yang terintegrasi.

“Dalam implementasinya, terlebih untuk mengatasi pengangguran akibat dampak pandemi COVID-19, perlu adanya praktik cerdas yang memberikan kesempatan kepada kalangan Indonesia Muda untuk mampu Terampil Bekerja maupun Terampil Berwirausaha, melalui pemberian keahlian yang sesuai bagi pemuda agar menjadi lebih produktif,” jelas Mahatmi.

Disebutkan Puni, secara keseluruhan, Skilled Youth Program berhasil memberikan manfaat dan dampak positif kepada lebih dari 2.275 generasi muda di kawasan industri hingga tahun keempat pelaksanaannya. Program ini juga menjadi bagian dari komitmen global “Pathways to Progress’”dari Citi Foundation yang bertujuan memberikan dampak positif kepada 500.000 anak muda secara global, termasuk di Indonesia.

Memusatkan Jawa Barat sebagai wilayah sasaran, Skilled Youth Program telah terlaksana lewat kerja sama antara Citi Indonesia dan organisasi nirlaba IBL – selaku pelaksana program, serta lima pemerintah daerah: Kotamadya dan Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang,  Kabupaten Purwakarta, serta Kabupaten Bandung.

“Kami percaya, tingkat pengangguran pada kalangan muda bisa teratasi apabila sektor bisnis, pemerintah, organisasi masyarakat dan akademisi dapat bekerja sama sinergis, terlebih di masa sulit pandemi COVID-19 ini. Untuk itu, Citi Indonesia dan IBL bertekad melanjutkan program Skilled Youth dengan berbagai pendekatan yang lebih kreatif. Program Skilled Youth akan terus memberdayakan kalangan muda melalui peningkatan kemampuan, baik soft skill maupun hard skill, demi meningkatkan kapasitas guna membuka kesempatan ekonomi yang lebih baik bagi mereka sendiri dan orang-orang di sekitarnya,” tutup Ketua Pengurus IBL, Chrysanti Hasibuan-Sedyono.

 

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version